Bagian sebelumnya Klik ini aja
Obrolan kita terhenti waktu lewat
seorang pria dan wanita berumur sekitar 40 ‘an, diikuti 2 perempuan yang
kelihatannya kakak-beradik. Yang besar
mungkin sekitar SMA, dan adiknya SD.
Mereka tampak begitu mesra.
Tangan kanan pria nggandeng wanita yang pasti istrinya, dan tangan
kirinya dikalungkan ke bahu perempuan yang lebih besar, sambil nyubitin pipi
tembem perempuan yang paling kecil di sebelah kakaknya.
Kezia keliatan terpukau. Pandangannya ngga berpindah sedetikpun dari kemesraan keluarga kecil di depannya. Gue yakin bukan lantaran ketampanan laki-laki dewasa yang dipanggil papa oleh dua gadis remaja yang pasti anaknya.
“Gue selalu terkesima sama keharmonisan kayq gitu. Karena gue yakin kalo kedamaian umat
manusia banyak di cikal bakalkan dari
apa yang kita sebut rumah tangga”
sekilas mata Kezia tampak berkaca-kaca (tandanya terharu. Masa bersemen-semen,...emanknya doski toko
bahan bangunan)
Oh M G, asli,..emang cuantik banget nich cewek sinting. Entah karena emang terpesona, ato emang stylenya yang keren, di mata gue, setiap gerakan yang dia lakonin koq kliatan Anggun banget, Megan Fox banget, Angelina Jolie banget, Salma Hayek banget, Kom,...ups,..gila apa,..masa Komeng banget. Cuman yah gitu deh, sebagai pria yang gak mau di cap murahan, gue yang walau sangat terpesona, kudu konsisten menjaga eleganitas dan kadar garam (asinan kaleee). Makanya haram hukumnya buat gue melotot dan melongo bersamaan manakala natap keelokan mahluk serupawan apapun yang melintas. Termasuk yang di depan gue ini. Gue pura-pura sering nengok ketempat lain, supaya dia berkesan kalo gue ngga terlalu terkesima.
Sialnya, ngga jarang
kejadian, pas gue bersikap gitu, eh malah banyak cowok yang jauh lebih keren
dari gue ngelirik malu-maluin sampe kejedot tiang, nabrak dinding, ato nyungsep
sukses ke gerobak sampah. Amit-amit
jabang kakek.
Btw, entah kenapa di pandangan
kebanyakan orang, terkadang sosok seseorang tampak begitu menarik bukan ketika
lagi bersolek abis-abisan dengan busana-busana atau perhiasan terbaiknya,
justru malah ketika mereka secara alamiah dan tanpa sadar, menampilkan
kerapuhannya. Atau itu yang orang bilang
kalo aura ‘kekuatan’ seseorang terkuak justru di saat-saat paling rapuh dalam
hidupnya. Walahualam. Cuman yang pasti, ngga lama berselang Rolly
malah udah sukses ngorok di sofa bandara.
Aliran bening mengalir perlahan dari ujung kiri mulutnya. Kita biasa nyebut cairan tersebut sebagai
iler.
Rolly mendapati dirinya di dalem
pesawat, yang anehnya cuma dia sendiri penumpangnya, bareng pramugari dan
pilot. Ah gila, rupanya dia baru tidur,
dan tersadar lagi naik jet pribadi.
Cuman dia bingung sama tulisan yang ada di jet tersebut. Karena kan biasanya kalo di pesawat komersil
yang umum, ada tulisan kayaq Lion Air, Garuda, Silk Air, Singapore Airlines,
dsb, beserta lambang-lambangnya. Tapi
koq ini tulisannya malah *Gonofu Airlines (*artinya sabut kelapa dalam bahasa
melayu Minahasa) dengan lambang sabut kelapa kering.
(nada sela: ngomong soal nama pesawat, kenapa sich armada penerbangan
kita kerap ngambil nama hewan yang performancenya ‘gagah’ dan garang kayaq Lion, Garuda, Bouraqe ? Emangnya apa yang
salah sich kalo dinamain Upil Air, Kambing Air, Kecoa Air, Ketombe Air, Kutu
Air, ato Lele Air. Emang sich pertama
kedengerannya janggal, tapi toh lama-lama terbiasa juga. Kan keren kedengerannya kalo pas di bandara
ada panggilan dengan pengeras suara: “Panggilan-panggilan kepada saudara Dudunk
Tilaar dan Slamet Woworuntu, untuk segera naik ke pesawat Upil Air dengan nomor
penerbangan U19, karena akan segera berangkat....”)
Dan yang ngga kalah mengherankan
adalah remah-remah dan sedikit sampah yang berserakan di sekitar tempat
duduknya. Soalnya seinget Rolly, dari
cerita-cerita temen-temennya yang sering ke luar negri, makanan yang disajikan
di pesawatnya tuh lumayan elit. Ada
juice, wine, bir, buah anggur, melon, daging ayam, udang, dan lain-lain yang
berbau internasional-lah. Beda banget
sama sampah-sampah yang berserakan di sekitarnya: bungkusan kuku bima sachet, jamu
Sabdo Palon, kulit telor rebus, potongan asem jawa, ketumbar, potongan
belimbing botol yang abis digigit, ekor kadal kering, obat nyamuk bakar, kulit
duku, kulit melinjo sama sepotong dupa yang masih ada asepnya dikit. Ya ampun, ini jet pribadi ato kamar mbah dukun
sich, Rolly mbatin.
Rolly akhirnya cuek sambil pasrah
nrima kenyataan jetnya udah sampe dan pintu kebuka. Pilot dan Pragawati yang cantik kayaq Julie
Estell berdiri di depan pintu sambil senyum, dan berharap Rolly cepetan turun.
Di ujung tangga, Rolly terkesima
sama pandangan di bawahnya. Karpet merah
memanjang dengan deretan manusia yang berbaris sambil tersenyum dan
melambai-lambaikan sesuatu di tangannya.
Ada pampers, texedo, bantal guling, celurit, kunci Inggris, pemukul kasti, sampe kutang. Rolly nengok ke belakang untuk ngeliat kalo
ada VVIP yang ngekor di belakangnya.
Nihil. Zero. Berarti mereka
nyambut gue dong. Pikirnya ajaib.
Dia terhuyung sedikit, deg-degan,
dan megang tangga, waktu pandangannya di fokuskan ke puluhan penjemputnya. Ada yang sangat dikenalnya, tapi banyak juga
yang antara lupa-lupa inget.
Singkatnya, Rolly turun dan
jabatan secara berurutan: Bekas presiiden Indonesia pertama, Soekarno, Barrack
Obama, MarK Zucenberk, Sinchan, Idi Amin, pak Raden, Adolf Hitler, Cinderella, Hirohito,
Simon Perez, Ayatollah Khomeini, Christopher Colombus, Abraham Lincoln, Lady
Diana Spencer, Warren Buffet, Patih Gajah Mada, Ken Arok, Tuanku Imam Bonjol,
Sultan Hasanudin, Pangeran Diponegoro, Rashid dan Misbun Sidek, Sven Pri,
Tjun-tjun dan Johan Wahyudi, Alexander Graham Bell, Polpot, Stalin, Hans
Christian Andersen, James Bond, Paus Johanes Paulus ll, Jacky Chen, Aladin, S.
Bagyo, Bing Slamet, Bill Cosby, Moamar Khadafy and John Lenon.
Setelah saling jabat tangan,
tanpa di komando mereka masuk ke bis kuning gede yang ada tulisan ‘School Bus’
sambil ketawa-ketiwi, cubit-cubitan, jambak-jambakan, malah ada yang
sempet-sempetnya gigit-gigitan. Hehehehe.....malu-maluin aza.
Pas didalem, John Lenon ngambil
gitarnya, trus nyanyiin Imagine-nya yg paling legendaris. Suasana berubah
hening. Hanyut sama harapan dalem lagu
tersebut. Harapan akan perdamaian.
Kemudian tanpa sadar, Moamar
Khadafy gandengan tangan sama Ronald Reagen, Obama, Simon Perez, Khomeini dan
Paus Johanes Paulus ll.
Konyolnya, pas lagu abis, semua
ketawa bareng sambil dorong-dorongan kepala. Khomeini noyor kepala Paus
Johannes ll, Simon Perez noyor kepalanya Khadafy, Soekarno noyor Obama, Sinchan
noyor Zucenberk, Ken Arok noyor James Bond, dan,.....semua nahan napas waktu
Patih Gajah Mada yang lantaran saking senengnya, reflex nggemplang kepala Rolly
pake gadanya yang extra gede. Lebih gede
dari palunya Thor.
Rolly kaget setengah mati dan
terbangun dari mimpi anehnya. Dan wajah
cantik yang lagi senyum di depannya bukan muka Patih Gajah Mada, tapi Kezia Grace Dumais yang setengah mati
mbangunin Rolly yang tertidur pulas.
“Eh kuya, cepetan yo, lap tuh iler loe.
Pesawat udah mau lanjut ke Manado tuh. Lu mau tidur terus di sini ?”
Lagi-lagi jantung Rolly deg-degan
ngeliat betapa cantiknya Kezia yang rupanya udah ganti kaos biru tua bergambar
John Lenon niup seruling di atas onta.
Ketika pesawat udah mulai
terbang, Rolly mejamin matanya sambil berusaha
nginget mimpi aneh tadi.
‘Emank raport Matematika gue ngga pernah lebih dari 6, dan Sejarah gue
ngga pernah turun dari 8 sejak SD kelas 4.
Tapi koq bisa-bisanya gue mimpi jadi panitia reunian tokoh-tokoh
dunia. Cuma sayangnya Eva Arnaz sama Marilyn Monroe ngga hadir’
No comments:
Post a Comment