Cuma sedikit orang yang tahu kenapa Tiu ngga terlalu doyan
perempuan.
(dan cuma sedikit juga
orang yang bisa mencerna istilah ‘doyan’ perempuan. Emanknya perempuan emping melinjo)
Ibu adalah sosok indah yang harusnya di muliakan. Bahkan nabi-nabi merekomendasikan hal
tersebut.
Ibu bagaikan mentari yang hanya memberi dan tak harap
kembali, yang di bawah telapak kakinya bersemayam surga.
Tapi perjalanan
sejarah manusia melukiskan betapa banyak wanita yang harusnya mendapat kehormatan seperti itu,
justru mempermalukan dan membuat dunia menangis.
Sayangnya, satu dari wanita tersebut adalah ibu Tiu.
-----------------------000----------------------
Waktu Tiu SMP kelas dua
pertengahan, ketika pulang sekolah, dia ngeliat motor bokapnya di depan rumah. Ngga biasanya.
Karena jam segitu harusnnya di kantor.
Sambil ngendap-ngendap, Tiu masuk dari dari dapur tanpa menimbulkan
keributan. Di dapur sempitnya dia
ngeliat bokapnya duduk di lantai sambil nyiumin tangan ibunya yang duduk di
bangku dengan ekspresi datar. Walau muka
bokapnya telungkup di punggung tangan ibunya tapi Tiu yakin bokapnya lagi
nangis, coz punggung tangan ibunya basah.
Tiu heran sangat. Pasalnya, sejak dia ngerti hidup, dia baru 2x
ngeliat bokapnya netesin air mata.
Pertama waktu di depan peti om Albert, sahabat kentalnya yang meninggal
karena serangan jantung, dan kedua oma, ibunya bokap yang meninggal 4 tahun
lalu.
Dunia bagaikan terbelah 114 waktu
Tiu tahu persis persoalannya. Ternyata ibunya
udah 5 bulan lebih selingkuh sama bekas pacarnya waktu SMA. Dan saat itu ibunya ngomong ke bokap bakal
pindah ke Bali ngikut selingkuhannya yang sering ngerjain proyek di sono. Dalam bahasa yang bisa Tiu pahamin, nyokap
minta cerai karena ngga tahan sama hidup yang pas-pasan, karena bokap cuma
sopir truk sampah.
Hormon kelaki-lakian Tiu yang mulai bergejolak, membara, dan menyeruak
menembus batas logika manakala menatap indahnya gemulai wanita, redup perlahan. Dendam dan amarah memenuhi jantung dan rongga paru-parunya yang berusaha
mengeja kata cinta.
Baginya, lagu-lagu manis yang berkisah tentang cinta hanyalah bualan
sakit jiwa
-----------------------000----------------------
Waktu muda, Simon, bokapnya, adalah pria ganteng yang
suka gonta-ganti pacar. Anehnya, kebiasaannya
langsung berhenti total waktu pacaran sama Yanti, ibunya, hingga akhirnya nikah.
Tiu sangat menghormati bokapnya
yang walau cuma sopir truk sampah, tapi ngga lantas nyerah gitu aja untuk
menambah pendapatannya. Tiap pagi bokap
bangun jam 4 buat bikin bubur kacang ijo, trus di jual sampe jam 06.30, sebelum
berangkat ke kantor. Trus setiap habis
kerja, bokap ngojek sampe malem.
Energinya seolah ngga pernah abis buat kerja.
Sebagai anak-anak, Tiu ngga
pernah nyadarin kalau apa yang di lakonin bokapnya adalah sebuah perjuangan
keras, karena di otaknya, hal begitu adalah lumrah yang juga dikerjakan banyak
bapak-bapak, hingga dia tumbuh dan menyaksikan betapa ibunya kurang mendukung semangat juang bokap. Makanya dia sering bingung sama kata-kata
yang sering dia denger: ‘slalu ada wanita hebat di samping pria sukses’
Mulanya dia juga berpikir kalau apa yang dilakonin
ibunya dalam keseharian juga sesuatu yang biasa di lakukan ibu-ibu lain: bangun
tidur jam 08.00, dan langsung nongkrong di depan TV sambil nyeruput teh yang
udah disguhin bokap, terus mandi, nggosok kutex, lalu nyatronin sekumpulan
ibu-ibu lain yang ngga jelas bikin apaan (yang pasti ngga lagi mandiin tuyul,
ato ngorek kuping singa baru beranak).
Lantaran dari kecil Tiu besar
dengan perspectif ibu selalu mulia, jadi ngga pernah sedikitpun disadarin
kalo apa yang di lakonin ibunya udah
bukan lagi sesuatu yang normal. Apalagi
kalo ditambah efek-efek keagamaan. Mana berani
nuduh ibu sebagai ngga lagi mulia.
Setelah kejadian yang dialamin bokapnya-lah
baru Tiu sadar kalo sebenarnya pria sama wanita tuh ngga ada bedanya. Karena di jaman ini, kejahatan terjahat dan
kebaikan paling agung ngga dibatasin sama apa yang namanya jenis kelamin. Wanita yang yang lebih biadab dari iblis sama
banyaknya sama pria berhati malaikat.
Dan jumlah pria paling bejat kadar cabulnya, selalu diimbangi oleh wanitanya. Hehehe,...emangnya pria dibilang cabul
lantaran mencabuli roller coaster.
Emangnya pria yang doyan selingkuh, selingkuhannya Xenia matic. Hehehe,....oli matic, sehidup semetic kaleee.
Temen Tiu pernah cerita ketemu
perempuan secantik barby yang super alim.
Bantal tidurnya aja kitab suci,
pendiem, dan sekali ngomong kata-katanya penuh muatan pasal dan ayat di kitab
suci. Pokoknya tipe wanita agung yang di dambakan banyak laki-laki sebagai bakal ibunya
anak-anak. Simpelnya, cuma pengen pegang
tangan aja temen Tiu keringetan lantaran takut ngotorin kesucian si barby. By the way, astaga naga, baru dua hari jalan
bareng, si Barby dengan kesadaran dan penuh ke ikhlasan, rela nyopot celana
dalemnya sendiri waktu di ajak muter-muter sama mobil X-Trail bokapnya waktu ngelintasin
perkampungan yang juga kebetulan lagi sunyi.
Barby nuntun tangan temen Tiu merambahi areal gelap di antara dua paha
mulusnya. Perut temen Tiu mual
tiba-tiba. Parahnya lagi, si-‘otong’ di
dalem celananya yang jarang banget terkulai, malah kisut tanpa alasan selama
ampir dua minggu. Ekpektasinya tentang sosok
wanita agung langsung nyungsep ke titik nadir.
Harusnya kan emang bukan keanehan
kalo di jaman edan ini masih banyak pria yang pengen percaya kalau wanita agung
dan mulia bukanlah mahluk langka yang hampir punah kayaq Komodo. Terlepas dari layak atau tidaknya pria itu
sendiri berharap seperti itu. Loh,
bukankah hukum alam sudah menetapkan seperti itu ? Dan kita semua tahu akibatnya kalau ingin
menentang hukum alam.
Mungkin itu sebabnya kalau gonjang-ganjing
kesetaraan gender tetap kedengaran aneh.
Karena kesetaraan yang paling setara ada ‘ketidak setaraan’. Dari dulu pria tahu di mana posisinya. Makanya tuntutan kaum wanita akan kesetaraan gender
justru membuat jurang yang tidak pernah, dan seharusnya memang tidak ada.
Tanpa bicara embel-embel
agama-pun, hewan jantan dan betina yang tinggal di hutan tahu tugas dan
fungsinya masing-masing. Ah, tapi kan
kita bukan hewan. Oke,..oke,..kita
manusia. Trus, bagaimana kita harus
mengistilahkan manusia yang melahirkan, dan yang tidak melahirkan ? Apakah
manusia yang melahirkan bisa melahirkan kalau dibuahi juga oleh manusia yang
melahirkan ? Tuh kan, hukum alam ngga
bisa dilawan. Karena mau ngga mau, kita
harus memberikan nama atau anggaplah istilah sebagai yang melahirkan, dan yang
membuahi sang pelahir.
Karena kesetaraan yang paling
setara adalah ‘ketidak setaraan’. Ada pria,
dan wanita untuk membuat alam berjalan sesuai hukumnya. Tuntutan kesetaraan adalah upaya melawan kesetaraan itu sendiri.
Bukankah tanpa penuntutan, wanita
bisa jadi apa yang wanita inginkan bagi dirinya sendiri ?
Gonjang-ganjing tuntutan
kesetaraan hanyalah bentuk kegelisahan semu yang tidak sabar menanti jalannya
waktu untuk menjadi seorang Mentri, Profesor, Doktor, Presiden, atau Ratu.
-----------------------000----------------------
Tiu ngga pernah ngerasa begitu
terenyuh sampai dia dapet 4 lembar surat bokapnya buat nyokap, waktu dia ngumpulin surat, dokumen, dan semua
perlengkapan bokapnya sebelom ninggalin rumah yang dengan ikhlas dia serahin ke
nyokap.
Surat-surat tersebut dikasih
bokap tiap HUT nyokap, walau kelihatannya udah bekas di remas-remas, dan dirapihkan
lagi.
Surat ke satu
Dear Yanti,
Malam ini adalah tiga hari sebelum HUT kamu ke 22. Uh, betap susahnya nyusun kata demi kata yang
bisa ngungkapin apa yang kurasakan njalanin hari demi hari dengan kamu. Bahagia bahkan terasa sangat sederhana. Karena masih sulit ku percaya kalau aku akan
menjalani indahnya hari-hari ke depan sambil mengagumi, mencintai, dan memuja kamu seumur hidupku.
Rasa syukurku pada Tuhan tak kan habis karena anugerah terindahNya
berupa dirimu.
Surat kedua
Yanti tercinta,
Malu sebenarnya ngungkapin ini ke kamu.
Tapi aku mau selalu terbuka sama kamu.
Tadi aku nangis waktu denger jeritan bocah ganteng kita di ruang
bersalin. Kamu adalah wanita sempurna seumur hidupku. Kau telah mempertaruhkan nyawamu untuk
duniaku. Ah, kamu memang luarbiasa. Bahkan
saat ngasih nama buat putra pertama kita, Matius Leonard Tambanawung.
Tiu ngga pernah nyangka bakal membenci namanya sendiri sejak itu. Karena namanya adalah pemberian ibunya. Dan Leonard adalah nama bekas pacar ibunya.
Ibunya adalah sosok yang harus belajar arti ‘lahir baru’
Ketika kita sadar bahwa kehidupan
tidak berjalan sebagaimana yang kita harapkan, sadarilah bahwa harapan itulah keindahan
yang tidak boleh kita lepaskan.
(nama, tempat dan kejadian cuma fiktif. Kalo kebetulan sama ama nama loe,..,aduh sial amat loe,,,)
No comments:
Post a Comment