Wednesday, March 27, 2013

MAKANAN MENJIJIKAN ITU NAMANYA SASHIMI DAN SALAD



Pertama tahu yang namanya sashimi tahun 1998.  Waktu usai jam kerja, beberapa temen ngumpul di kantin yang kebetulan udah tutup.  2 botol coca cola penuh berisi cap tikus tergeletak di atas meja.
di comot dari google

Ngga lama kemudian seseorang muncul dengan nampan besar berisi irisan daging segar kemerahan, dengan bumbu racikannya  Sashimi Tuna Bin, enak banget.  Coba deh...!!”
Tiba-tiba perut gue bergolak, dan satu kata terpatri permanen di otak gue selama bertahun-tahun: ‘jijik’ 

Gue cuma bisa keheranan melototin kelahapan temen-temen menandaskan irisan daging mentah dari ikan Tuna seberat 4 kg.
 
dari google juga
Hal serupa terjadi untuk salad.  Kolaborasi sayuran dan buah yang disiram lelehan cairan putih kental bernama mayonais.  Makanan yang bikin otak gue bener-bener buntu untuk memahami kenapa mereka doyan makanan ‘aneh’ begitu.  

Malah gue inget pernah ngomong “Kalaupun gue udah laper banget tapi  cuma ada sashimi sama salad, mendingan gue tetap laper daripada nge-lahap makanan ngga masuk akal begitu

Ironisnya, kenyataan malah bicara laen.  Beberapa tahun kemudian, dengan alasan yang ngga jelas dan terlupakan, gue malah doyan  makan sashimi and salad.  Makanan yang pernah begitu menjijikan.  Suer, gue sama sekali ngga pernah berharap menyukainya.

==============
 
Gue coba kaitkan terjadinya perubahan ajaib pada selera makan gue, dengan begitu banyaknya perubahan kontrdiktif di sekitar gue. 

Belasan taon lalu, gue kenal seorang wanita yang begitu benci pada seorang pria.  Hampir tiap hari ia menceritakan kebenciannya ke ibu saya.  Tapi saya cuma bisa tersenyum waktu denger dia menikah dengan pria tersebut.

Di kesempatan lain, ada temen pria yang begitu memuja istrinya hingga ke sum-sum tulang.  Di usia pernikahannya yang memasuki tahun ke-20, ia menggugat cerai  sang istri, dan menikahi wanita yang 12 tahun lebih muda.   

Butuh sebuah pengalaman, dan pergulatan batin yang mendalam pada diri tiap orang saat memutuskan untuk menolak atau menerima sesuatu yang pernah sangat dibenci atau di sukainya.

Jadi inget sama kata-kata masa lalu yang masih membekas: hati-hati dengan kebencian, karena bisa berbalik jadi kecintaan.  Begitupula sebaliknya.

Masa sich ?  Kutukan atau sugesti ?  Hehehe,...gue rasa ngga.  Kan pilihan menerima atau menolak sesuatu, murni keputusan kita sendiri. 


No comments: