Aku adalah diary. Lembaran
kertas putih pengobat jiwa-jiwa lelah yang bertutur tentang hati.
Aku berisi jutaan doa dalam tulisan. Tangisan dari hati yang
tercabik-cabik, rangkaian gelak tawa, dan harapan yang perlahan sirna.
Akulah sahabat yang membiarkan jiwa-jiwa berekspresi dengan
berjuta kerahasiaan
Aku sahabat yang senantiasa tersenyum digelitiki tinta kaum
muda yang penuh gelora cinta, yang berkisah tentang indahnya mimpi-mimpi
Aku sahabat para raja, permaisuri, hingga gelandangan
pinggir jalan
Sahabat yang rela dibasahi butiran-butiran air mata dan
suara parau dalam belenggu kepedihan
Sahabat yang hanya mampu berdiam diri dicabik-cabik segumpal
amarah dan dendam
Kini, duniaku adalah kesedihan dalam mimpi
Mimpi tentang keceriaan yang hilang
Facebook, twitter, dan blog telah merampas semua masa-masa
indahku
Harus kusadari kalau Dunia telah berubah
Dunia dimana tiap orang ingin semua orang membaca
kisah-kisahnya
Dunia baru yang terkadang tak lagi perduli organ-organ
tubuhnya diterkam napsu liar mata jalang
Dunia yang menenggelamkan begitu banyak akal sehat
Oh,..aku hanyalah sebuah diary kusam. Teronggok dalam gudang gelap dan berdebu
Waktuku kini telah usai.
Kusam dalam titian waktu
Dan ketika mentari
tenggelam,….aku tak lagi tersentuh
No comments:
Post a Comment