Sunday, October 30, 2011

CATATAN (REINKARNASI) SEORANG PRESIDEN


China, tahun 2046

Aku Ding Xiang.  Lahir di kota Tianjin, 09 April 2031.  Umurku sekarang 15 tahun.  Aku menjalani kehidupan normal sebagaimana remaja seusiaku.  Secara ekonomi, aku tidak punya persoalan.  Ayahku bankir senior.  Ibuku pengusaha tembikar yang mapan.

Satu-satunya hal  yang membebani hidupku hanyalah mimpi-mimpi aneh.  Mimpi yang tidak pernah aku pahami sejak aku 12 tahun.  Dalam mimpi, aku kerap mendapati diriku sebagai  tentara, dengan semua aktifitas militernya.  Mulai dari latihan, pasukan keamanan PBB, hingga piagam-piagam penghargaan. 

Di kesempatan lain, aku tampil sebagai pemimpin partai yang terlibat dalam pemilihan, atau tengah memimpin rapat kenegaraan yang  lengkap dengan anggota kabinetnya.

Berbagai usaha telah kulakukan untuk menyibak misteri semua mimpi tersebut.  Entah menceritakannya pada kedua orang tuaku,  membaca buku-buku kuno, atau mendatangi paranormal.  Tapi hasilnya nihil.  Tidurku selalu dihiasi mimpi-mimpi tersebut.  Hingga akhirnya aku berkesempatan menemani saudara sepupuku, Guang-Li, pemain sepakbola Tim Nasional China, untuk melakukan pertandingan Kualifikasi Pra-Piala Dunia melawan Indonesia.

Ini pertama kalinya aku meninggalkan China.   Menuju Jakarta, Ibukota Republik Indonesia.  Negara dengan jumlah penduduk ke-5 terbanyak di dunia.

Aku tak dapat melukiskan suasana hatiku saat pramugari menyatakan bahwa kami telah berada di udara Indonesia.  Sekujur tubuhku bergidik.  Hatiku terharu.  Aku merasa pernah begitu akrab dengan tanah ini. 
Pergulatan batin ini semakin menyala sesaat aku menginjakan kaki di bandara.  Puncaknya saat aku berada di hotel.  Ketika TV dinyalakan, salah satu stasiun TV swasta menayangkan kilas balik perjalanan  Indonesia, ketika sendi-sendi Demokrasi semakin mengental.  Tiba-tiba tubuhku bergetar hebat, ketika sosok presiden bertubuh tinggi besar menyampaikan pidatonya di hadapan parlemen. 

Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden Indonesia ke-6 yang memerintah antara tahun 2004 – 2014.  Merupakan Presiden pertama Indonesia yang dipilih langsung oleh rakyat.  Pada masa pemerintahannya, Indonesia mengalami banyak gesekan politik.  Supermasi hukum mulai ditegakan walau masih oleng.  Pemberantasan korupsi  mulai menampakan cahaya.  Dan Untuk pertama kalinya para pendekar hukum,  Gubernur, Mentri, dan petinggi-petinggi Negara  merasakan bagaimana rasanya di penjara. Dan pada kepemimpinan-nya pula Tanah Indonesia terkesan begitu mudahnya di serobot tetangga kepala batu dan arogan, Malaysia.........

Narasi singkat  dibacakan seorang reporter cantik yang belakangan diketahui memiliki banyak tatto di tubuh mulusnya.

Aku merasakan aliran udara berhenti memasuki paru-paruku.  Sekelilingku tampak putih, hingga aku tak ingat apa-apa lagi. Pingsan.  Ketika sadar, aku telah berada di salah satu Rumah Sakit.

Akhirnya aku yakini 100%, kalau aku, Ding Xiang, yang dalam bahasa China memiliki arti stabilitas dan keberuntungan,  merupakan reinkarnasi Presiden Republik Indonesia ke-6  bernama Susilo Bambang Yudhoyono.

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@


Aku tertidur, tapi jiwaku kembali pada masa sebelum reinkarnasi.  Jiwa seorang Presiden Indonesia. Susilo Bambang Yudhoyono.

Aku melihat Susilo Bambang Yudhoyono (diriku sekarang), sendiri di ruangan baca.  Mengambil  


Laptopnya, dan mulai mengetik. Membuka folder  yg berjudul My Opinion, menuliskan password,....dan....

Hari ini saya akan menetapkan calon pasangan yang akan menemani saya dalam pemilihan  Presiden R.I ke-6.  Beberapa rekan Jendral dan rekan-rekan partai mengusulkan  Jusuf Kalla.  Ah, secara pribadi sebenarnya saya kurang sreg.  Bukan apa-apa sich, cuman saya kurang suka sama sifatnya yang terlalu blak-blakan, dan menurut informasi yang yang sempat dibisikan ke telinga saya, katanya dia juga agak ‘kejam’.....ah,...mungkin itu cuma bahasa lain dari kata tegas.  Secara keseluruhan orangnya baik, cerdas,  berawasan kebangsaan, punya basis massa besar,  punya dana kuat, dan terpenting, dia cukup respek sama saya.  Apa salahnya mengikuti saran rekan-rekan.
Saat aku tertidur di hari berikutnya, jiwaku kembali pada jiwa seorang Susilo B.Y yang sedang mengetik pada folder My Opinion-nya.

3 hari menjelang Pilpres.
Saya tidak tahu bagaimana caranya mengatasi rasa gugup dan gelisah ini.  2 teko teh sudah saya habiskan utk meredakan ketegangan ini.  Tapi ngga mempan. 3 hari lagi pilpres.  Saya ingin bicara dengan Yusuf Kalla.

2 hari setelah Pilpres
Alhamdullilah, lega rasanya.  Pilpres usai sudah dengan aman, tenang dan terkendali.  Tinggal penghitungan suara.  Tim sukses sudah meyakinkan kalau kemenangan berhasil  diraih.  Uuhh,..beban ini rasanya makin berat.


Beberapa saat setelah Tsunami Aceh (26 Desember 2004). 129 orang tewas, dan 37.606 hilang.
Oh Gusti,...mengapa kau timpakan duka ini pada rakyatku...? saat ini, tak ada yang lebih penting selain   Aceh.  Beri hamba kekuatan menghadapi  ini semua  ya Rabbi.  Tolong rakyatku. 

Beberapa saat setelah bom Bali 2 (Oktober 2005).  23 orang tewas, 196 luka-luka.
Benar-benar biadab...! Mahluk apa yang tega melakukan perbuatan laknat ini..? Tidak ada kata maaf.  Siapapun pelaku dan otaknya, harus di  tangkap dan dihukum yang setimpal. Aku harus  telepon semua Jendral dan BIN, meeting mendadak.

Beberapa saat setelah gempa Jogja (27 Mei 2006).  3.098 orang tewas.
Mengapa derita rakyatku tak kunjung reda ya Gusti Allah...? Konsentrasi saat ini pemulihan Jogja.  Ah,...anggaran apa yang harus di cancel.....

Beberapa saat setelah jatuhnya pesawat Adam Air (1 januari 2007).  102 orang tewas.
Oh Tuhan,...kapan rangkaian duka Kau jauhkan dari rakyatku..?  Air mata belum juga kering, muncul lagi nestapa ini.  Bagaimana ceritanya sich, pesawat rongsokan masih mengudara....?  Apa benar isyu yg beredar, kalo pesawat jatuh karena A.L  salah tembak waktu latihan..?  Harus tanya mentri perhubungan nich...

Beberapa saat setelah bom Marriot & Ritz Carlton (17 July 2009). 9 orang tewas, 53 luka-luka.
Aku letih.  Gamang.   Begitu besarkah dosaku..?  Para Teroris ini benar-benar membuatku geram.  Mereka mancing amarahku.  Apa mungkin semua ini ada kaitannya dengan lawan politik..?  Ah, aku jangan gegabah. Kasihan rakyatku, mereka diselimuti ketakutan.  Bagaimana sich intelejen,...koq bisa kecolongan melulu.... 

Beberapa saat setelah Demo Antikorupsi  (9 Desember 2009)

Mahasiswa,...mahasiswa.  kalian adalah harapan masa depan Bangsa ini.  Di mana kemampuan analisis kalian.  Pemberantasan korupsi bukan persoalan satu atau dua minggu.  Tidakkah kalian paham, betapa korupsi sudah mendarah daging pada masyarakat Indonesia...?  Apakah saya kurang serius..? Bahkan besan sendiri masuk penjara.


Beberapa saat setelah demo 100 Hari Pemerintahan-ku & Boediono ( 28 Januari 2010)

Mengemukakan pendapat adalah hak tiap orang di Negri ini.  Aku tidak perlu terlalu cemas. Yang terpenting adalah melakukan yang terbaik bagi seluruh rakyat.



Beberapa saat setelah demo satu tahun Pemerintahan ku & Boediono (20 Oktober 2010)

Mmhh,..setahun yang melelahkan.  Memang masih terlalu banyak PR yang harus diselesaikan.  Tapi data-data faktual juga mencatat banyak kemajuan.  Ah,..apakah tidak lebih baik kalau saya melayani keinginan para pendemo...?  Rasanya tidak perlu.  Toh saya tidak harus menjelaskan segala hal.  Masih banyak hal lebih penting yang harus kuselesaikan.  Lagi pula info Intelejen menyatakan kalau demo ini sarat dengan kepentingan politik.


Beberapa saat setelah letusan Merapi (26 Oktober 2010). 126 orang meninggal.
Aku sedih.  Sangat sedih.  Bukan cuma rakyatku. Di sana banyak keluargaku.


Beberapa saat setelah kasus wikileak (Desember 2010)
Inilah susahnya kalau tekhnologi dipegang manusia-manusia tak berakhlak.  Tapi aku Presiden. Buat apa memusingkan hal kacangan seperti itu.


Masih terkait kasus Bendahara Partai Demokrat.  Kasus korupsi wisma Atlet Palembang
Mmhh,..Anas.  Apa yang kauperbuat....? Kamu mempersempit jalanmu sendiri ke tangga Presiden.  Kenapa juga sich nyuruh Nassarudin lari ke Singapur...?


Beberapa saat sebelum perombakan kabinet.  Oktober  2011
Piye toh Bangsa ini..? Ndesak-ndesak saya untuk mempercepat kemajuan negara, koq malah kebakaran jenggot waktu saya mau ngganti mentri yang kurang produktif.  Diem salah, jalan salah.  What ever.  Kan yang Presiden saya.  Hak saya dong...



Pada suatu ketika........

Hmm,...lucu juga perasaanku saat ini.  Ada saatnya aku begitu mensyukuri kapasitas sbg ayah, suami, sekaligus pemimpin tertinggi negara ini.  Tapi ada saatnya saya menyesali keputusan menjadi presiden.  Rakyat  melihat saya seolah mahluk super yang harus bisa mengatasi berjuta persoalan negara ini. Mereka seolah melupakan kenyataan kalau saya juga manusia seperti mereka.  Manusia yang punya keinginan dan harapan.  Manusia yang punya amarah, kekesalan dan sakit hati.  Saya bukan patung atau robot yang bisa dikendalikan oleh remote control.
Kalau saya berusaha dengan sekuat tenaga  memahami dan mengerti semua penilaian, kritikan, bahkan hujatan 200 juta lebih masyarakat,  tapi mengapa mereka  tidak  bisa  menerima kenyataan kalau saya cuma manusia biasa..?  Saya mengarang lagu, salah.  Menyanyi, disindir.  Curhat, dibilang melankolis.  Memilih negosiasi ketimbang konfrontasi, di bilang lemah.  Koq serba salah ya...
 Tapi saya sadar, inilah konsekuensi yang harus saya terima dengan kebesaran hati,  karena saya memutuskan untuk menjadi presiden, dan memimpin Bangsa ini.

Ketika kritikan dan kecaman semakin gencar

Saya memang Doktor.  Tapi rasanya tidak pernah saya berkeras hati memaksakan keinginan pribadi.  Karena semua keputusan yang saya lakukan telah saya konsultasikan terlebih dulu dengan para ahli di bidangnya masing-masing.  Itulah makanya saya mengangkat staf ahli dan para mentri.  Para pemikir dan putra-putri  terbaik Bangsa ini.  Yang semuanya direkomendasikan para  wakil rakyat.

Ibarat Direktur Utama perusahaan pengalengan daging sapi, apakah kinerjanya hanya diukur dari kerugian dalam 2, atau 3 bulan berturut-turut...??  Lalu bagaimana dengan keuntungan yang diperoleh pada 9 bulan lainnya..?

Silahkan tanya Yusuf Kalla, Ciputra, atau Aburizal.  Apakah semua perusahaan yang dipimpinnya berhasil..? Mereka dikenal sebagai pengusaha sukses bukan berarti semua usaha yang dikelolanya berhasil, melainkan sebagian besar usahanya berhasil memberikan profit besar.

Indonesia ada 33 propinsi, dengan jumlah penduduk 250 juta lebih, yang sebagian besar memiliki masalah serius dengan  9 hal, seperti:

a)Etika, sbg prinsip dasar kehiduan  b)kejujuran dan integritas  c)rasa tanggung jawab  d)hormat pd aturan & hukum masyarakat  e)hormat pada hak/warga lain  f)mencintai pekerjaan  g)keinginan untuk menabung dan investasi  h)keinginan bekerja keras  i)menepati waktu

Indonesia merupakan bagian terpenting dalam hidup saya, selain keluarga.  Tak pernah ada waktu yang terlewatkan dalam  pikiran saya, selain memikirkan yang terbaik bagi Bangsa ini.

Saya memikirkan tiap detail geliat negara ini, mulai dari keluhan masyarakat korban lumpur lapindo hingga kisruh sepak bola.  Dari gaji penjaga pintu kereta hingga biaya jemaah haji.  Dari harga buku anak SD hingga tenaga kerja yang dihukum pancung.  Dari imunisasi Nasional hingga sandera perompak Somalia.  Dari perampasan wilayah oleh Malaysia hingga jumlah maksimum istri PNS.  Dari keluhan keluarga korban pesawat jatuh, hingga penembakan di puncak Jaya.  Dari rekening gendut Jendral hingga status satpol PP.

Kalau masyarakat senantiasa mengeritik saya, dan membanding-bandingkan saya dengan Obama, Putin, Sarkozy, atau Ahmadinejad, salahkah saya jika kerapkali menyesalkan betapa banyaknya masyarakat kita yang memiliki cara berpikir yang terbelakang dan mau menang sendiri.  Belum ditambah dengan anggota Dewan-nya yang boros, tukang ngorok di sidang, doyan selingkuh, tukang memprovokasi dan  jago ‘ngomong doang’.

Megawati,.....uh,...kamu beken cuma lantaran ayahmu Bung Karno.  Tapi apa yang sudah kau buat..?  Puluhan asset berharga bangsa malah kau jual.  Kenapa kita tak bergandengan tangan saja membangun Bangsa yang katamu kau cintai...?

Fabio Capello atau Mourinho merupakan pelatih yang hebat, tapi dapatkah mereka menjadikan tim sepak bola dusun yang baru belajar menendang bola menjadi juara dunia dalam 10 tahun..?

Tapi saya sadar, inilah resiko yang harus saya terima saat mencalonkan diri sebagai pemimpin bangsa ini.




Mari kita serukan:  Hentikan kekerasan & Perang di Seluruh Tanah Indonesia, Hingga Ujung Bumi

No comments: