(Sebenarnya ini rahasia pribadi sich. Tapi ngga apa dech.., belajar mbongkar
rahasia sendiri. Daripada mbongkar rahasia orang atau rahasia negara. Hehehe....)
Ngga tau juga, apakah ini kelemahan atau kegilaan, tapi faktanya gue masih
doyan nonton film yang layaknya di konsumsi anak-anak SD. Finding Nemo, Ice Age, Lion King, Dragon
Ball, The Legend of Aang, hingga Kung-Fu Panda.
Hehehe,...jangan diketawain dong (sssttt,...gue juga doyan koq sama yang
kategori XX...)
Nah, waktu film Kung-Fu Panda di tayangin, gue cepet-cepet nyari di
Youtube. Dapet. Wuih, emank keren
man...!! (Malah jauh lebih keren dari
gonjang-ganjing flask disk-nya Nassarudin yang di tangkep di Kolombia)
Trus, apanya yang bikin gue kesel..? Ada dua bagian yang bikin gue sebel
sama film Kung-Fu Panda. Pertama, waktu
pemilihan calon Dragon Warrior. Soalnya
di pemikiran awam gue, yang layak jadi Dragon Warrior harusnya si-tiger yang
notabene emang jago Kung-Fu. Atau ya setidaknya ke-empat temen lainnya seperti
si-ular (viper), Burung (crane), si-belalang
sembah (mantis), ato si-monyet (monkey).
Eh, yang dipilih malah Po, si-panda gendut yang ngga tau apa-apa, doyan
makan and slow.
Kedua, waktu penyerahan ‘Wasiat sakti’ yang bernilai sakral, yang cuma bisa
dimiliki sang Dragon Warrior. Udah ritualnya
begitu rumit banget, eh ngga ada isinya, alias kosong melompong. Cuma bayangan
sang Dragon Warrior, alias Po, si-panda gendut yang doyan makan yang terpantul
dari wasiat sakti, karena terbuat dari bahan metalik yang mirip cermin.
Pesan yang ingin disampaikan kedua hal menyebalkan tadi kurang lebih
begini:
Pertama, di dunia kita yang makin lama makin modern ini, kita dipacu untuk
selalu jadi yang TER. Terhebat, terkaya, tersukses, terpintar, tergaul,
terkaya, tercantik, terfashionable. Bisa
dibilang ngga ada lagi ruang untuk kaum yang dikategorikan ‘looser’. Orang-orang kucel yang tampak oon, yang
melakukan hal-hal kecil ‘ngga penting’. Ngga top. Pokoknya yang gitu-gitu aja.
“Kaum marginal” istilah populernya.
Ironisnya, dalam keletihan dan kepenatan akibat tuntutan gaya hidup ‘yang
terkuat yang bertahan’ justru membuat
banyak orang memilih kesederhanaan dan keterasingan sebagai tempat mendarat
paling empuk untuk kembali meraih hakikat kebebasan yang sebenarnya.
Sebenarnya, salah satu pakar etika moral juga pernah
menyinggung fenomena tersebut lewat pernyataanNya: “Tetapi
apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang
berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa
yang kuat”
Kedua, kita kerap terhipnotis oleh berjuta cara jitu yang
ditawarkan untuk menggapai tangga tertinggi kesuksesan hidup. Baca ribuan buku, menghadiri puluhan seminar,
dan entah apa lagi. Ngga,..ngga ada yang salah dengan semua ilmu yang
ditawarkan para mentor sukses. Karena untuk meraih yang terbaik, kita harus
belajar dari yang terbaik. Tapi kunci
sukses dari semuanya justru sama dengan yang dialami Po, si-panda gendut yang
melihat bayangannya sendiri pada kitab sakti yang begitu di dambakan para
jagoan kung-fu.
Ya, kita semua. Anda dan saya, adalah anugrah paling unik
yang pernah dicipatkan Sang Khalik.
Sama dengan apa yang diucapkan si-bebek, ayah angkat Po:
“Resep rahasia itu tidak ada”
Kung-Fu Panda,.......i hate it....(mmhhh,...but i love
it)
MARI KITA SUARAKAN: HENTIKAN KEKERASAN DAN PERANG DI SELURUH TANAH
INDONESIA, HINGGA KE UJUNG BUMI
No comments:
Post a Comment