Friday, October 14, 2011

MENANTI


Pada mulanya adalah......

Syair lagu Aishiteru....

Menunggu sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku
Saat ku harus bersabar dan trus bersabar menantikan kehadiran dirimu
Entah sampai kapan aku harus menunggu
Sesuatu yang sangat sulit tuk kujalani
Hidup dalam kesendirian sepi tanpamu
Kadang kuberpikir cari penggantimu, saat kau jauh di sana...oooo...

Menanti bukan sekedar kosa kata tanpa makna, yang bisa dipilah jadi mati, nanti, atau anti.  Karena menanti juga berarti sebuah keputusan antara pasti dan tidak yang melibatkan bukan hanya waktu, harapan dan kesabaran, tapi juga antusiasme dan kepekaan. 
Menanti orderan...?

Menanti juga bisa diartikan sebagai perasaan indah yang ditandai dengan degup-degup halus di jantung  seseorang  yang rela berdiri, duduk dan berdiri lagi, demi kekasih hati yang sangat dirindukannya

Menanti  juga sebuah rangkaian doa panjang sepasang manusia yang mendambakan  hadirnya sosok mungil menggemaskan yang akan menghiasi hari-hari indah hidup mereka

Tapi menanti juga bisa berarti malam panjang dalam kesendirian tanpa belaian sayang dan untaian kata manja yang berujung tanya: “Maukah kau menikah denganku...?”

Menanti adalah ibu dari kesabaran bagi sang Mahatma Gandhi akan perubahan indah di India.
Menanti Makanan...?

Atau,...menanti juga bisa berupa kumpulan sumpah serapah dan caci maki karena listrik yang padam lebih dari 5 jam

Menanti  adalah doa, harapan dan antusiasme Palestina untuk menghirup udara kemerdekaan.
Menanti adalah gurat-gurat kepedihan di sisi ranjang seorang ibu yang sekujur tubuh anaknya ditusuki slang dalam ejaan: koma

Menanti juga berarti kesedihan panjang dalam kepasrahan bagi orang tua atau anak, yang orang-orang tercintanya berangkat ke medan perang

Tapi menanti adalah lima hal yang sangat di dambakan setiap pekerja : kenaikan gaji, pulang kerja, libur panjang, terima gaji, dan bos tidak masuk kerja.
Menanti gajian...?

Tapi menanti juga,...mmmhhh,...bisa berarti sebuah harapan semu seluruh rakyat Indonesia tentang dua kata: Keadilan dan Kesejahteraan

Menanti harus jadi harapan terindah seluruh umat manusia akan sebuah kata yang dengan gagap kita ucapkan: PERDAMAIAN






Bagi saya, menanti termasuk nostalgia dengan lagu-nya Richard Marx.
Ocean a part, day after day
And i slowly go insane
I hear u’r voice on the line
But it doesn’t stop the pain
Where ever you go, what ever you do
I will be right here waiting for you.......

(Hmmm,...lagu yang manis soal penantian.  Sialan,...lagu ini gue hapal justru lantaran gue abis diputusin sama seseorang di masa lalu.....hehehe...)  
Menanti khotbah...?


Bagaiamana dengan anda..?


Mungkin saat membaca tulisan semi gokil ini anda juga berada dalam penantian.  Entah menanti kondisi yang lebih baik, atau seseorang yang menjadi lebih baik bagi anda.





Sebagaimana awalan Me- dalam kata menanti, yang menyiratkan sebuah tindakan, bukankah lebih baik anda juga melakukan tindakan...??  Bertindaklah untuk memperbaiki kondisi yang anda harapkan, semampu yang anda bisa.  Karena dengan bertindak,  setidaknya anda lebih cepat mengetahui, apakah kondisi tersebut bisa di rubah atau tidak.  Yah setidaknya anda tidak mudah frustasi dalam penantian yang pasif.
Juga,...menanti makan.


Bagaimana dengan seseorang yang anda harapkan jadi lebih baik bagi anda..??  Mengapa bukan anda yang lebih dulu bertindak dengan menjadi  lebih baik baginya...?  Bukankah dengan demikian anda tahu bahwa anda lebih berharga darinya. Dan dengan begitu, anda tidak mudah terluka oleh sikapnya.


Ah, teori....hehehe,...terserah,..namanya juga tulisan semi gokil.

Hal terpenting bukanlah bagaimana penilaian orang tentang kita, melainkan bagaimana kita meyakini apa yang kita lakukan . Anonym

HENTIKAN KEKERASAN DAN PERANG DI TANAH INDONESIA HINGGA UJUNG BUMI

No comments: