MEMUTUS RANTAI MAKANAN

(Suer, ini bukan pelajaran biologi koq,...tapi ilmu tolologi,.....hehehe...)

Waktu gue coba rewind memori gue ke masa SMP dulu, konyolnya, gue malah keinget sama pelajaran biologi, khususnya rantai makanan.

Menurut ahli, rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan.  Para ahli membagi tiga macam rantai pokok, di mana salah satunya adalah Rantai pemangsa, dimana Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3 (gila,...masa kita dikategorikan hewan)

Aduh ribet ya,..ok,..gue pendekin aja.  pokoknya, rantai makanan itu kurang lebih (kalo kurang, ya lebihin sendiri...) kisah tentang  nyamuk dimakan kodok, kodok di makan ular, ular di makan elang,...hingga akhirnya kita, manusia-lah yang menempati urutan teratas hirarki proses makan memakan (mungkin kalo ada raksasa pemakan manusia, kita di rangking kedua....)

Lantaran udah ngantuk berat, ngga tahu darimana datangnya ide sinting ini, gue coba membalikan susunan hirarkinya: manusia dimakan elang, elang di makan ular, ular di makan kodok, dan kodok di makan nyamuk,....(hahahaha.....harus segede ayam dong nyamuknya supaya bisa makan kodok...)

Setelah gue pikir-pikir, ternyata manusia itu emank mahluk super loh. Kenapa..? Lepas dari urutan pertama dalam hirarki rantai makanan, faktanya, Cuma manusia-lah satu-satunya mahluk yang bisa membudidayakan semua urutan yang ada di bawahnya.  Maksudnya..? Cuma manusia yang bisa membudidayakan elang supaya jadi lebih banyak dari keberadaanya secara alamiah di alam.

Kita udah terbukti bisa ‘memperbanyak’ berbagai jenis hewan, dengan mensiasati kondisi-kondisi alamiahnya.  Kita bisa budidaya kodok, belut, udang, lobster, kambing, babi, dll.  Tapi ngga satu literatur, koran, majalah, jurnal, ataupun media elektronik yang pernah memberitakan tentang keberhasilan sekelompok  sapi yang membudidayakan manusia, guna di eksport ke Inggris, Jerman, ato Jepang.  Kalo manusia membudidayakan sesamanya untuk di eksport sih udah bukan berita lagi. Trafficking, penjualan bayi, dll adalah contoh-contohnya.

      

Balik lagi ke rantai makanan.  Sebagai rangking pertama dalam hirarki, manusia juga bisa ‘memutus ‘ dengan seenaknya urutan makan memakan tersebut.  Karena  dengan melewati elang dan ular, manusia bisa langsung makan kodok, atau malah langsung makan nyamuk....(hahaha....emank enak..?)

Entah karena terinspirasi oleh hirarki dalam rantai makanan atau bukan, nyatanya sistem ini juga berlaku dalam kehidupan nyata.  Ketua RT diisap Lurah, Lurah diisap Camat, Camat diisap Bupati/Walikota,....dst, hingga urutan teratas. 

Tapi kalo soal jatah makanan yang sebenarnya, sistem rantai makanan rupanya emang harus ‘diputus’.  Kalo ngga, jatah beras 200 ton untuk kaum miskin yang disalurkan urutan teratas, bisa cuma tersisa 200 kilogram waktu sampe ke orang miskin  yang sesungguhnya (hehehe,....kan udah tabiat sebagian masyarakat kita: langsung ngaku miskin semuanya kalo ada pembagian gratis, ato ekstra murah)

MARI CIPTAKAN PERDAMAIAN DI TANAH INDONESIA, HINGGA KE UJUNG BUMI.

HENTIKAN SEGALA BENTUK KEKERASAN DAN PERANG