Friday, September 30, 2011

MEMUTUS RANTAI MAKANAN


(Suer, ini bukan pelajaran biologi koq,...tapi ilmu tolologi,.....hehehe...)

Waktu gue coba rewind memori gue ke masa SMP dulu, konyolnya, gue malah keinget sama pelajaran biologi, khususnya rantai makanan.


Menurut ahli, rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan.  Para ahli membagi tiga macam rantai pokok, di mana salah satunya adalah Rantai pemangsa, dimana Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3 (gila,...masa kita dikategorikan hewan)

Aduh ribet ya,..ok,..gue pendekin aja.  pokoknya, rantai makanan itu kurang lebih (kalo kurang, ya lebihin sendiri...) kisah tentang  nyamuk dimakan kodok, kodok di makan ular, ular di makan elang,...hingga akhirnya kita, manusia-lah yang menempati urutan teratas hirarki proses makan memakan (mungkin kalo ada raksasa pemakan manusia, kita di rangking kedua....)

Friday, September 23, 2011

CARA BIKIN IKAN ASIN ASAP RASA PEDAS


Mungkin udah bejibun kali  ya alur proses pembuatan ikan asin. Tapi yang pake unsur asap dan pedas, gue juga ngga yakin sich kalo kreasi gue ini yang pertama.  Tapi setidaknya gue ngga nyontek, alias gue praktekin sendiri.  Begini caranya:

Tuesday, September 20, 2011

SIALAN, GUE FEMININ JUGA......


Suer gue pernah senyum geli sendirian waktu nginget salah satu temen yang ‘look’ janggo, macho and very maskulin, nangis lantaran ‘sesuatu’ yang nelangsa, plus memiriskan hatinya.  Bukan apa-apa sih, soalnya doski mbuka ceritanya dengan nada ceria, eh pas masuk segmen yang sentimentil, pelan tapi pasti intonasinya berubah.  Ujung-ujungnya dia malah nangis. Alamak....masa gue harus nangis juga. Ogah.

Bicara air mata, kan sebagian besar pria ditakdirin eksis sebagai sosok yang setegar karang dan seperkasa elang.  Bukannya sedikit-sedikit nangis, sedikit-sedikit sentimentil. Sentimentil koq cuma sedikit,...hehehe...
Gimana mau jadi pelindung kaum hawa kalo laki-lakinya gampang dihanyutkan sama suasana sentimentil yang dengan gampangnya netesin air mata..?

Tapi sebuah penelitian yang pernah di lakukan sebuah universitas terkenal Amerika di tahun 90’an mengemukakan fakta yang lain.  Dari hasil wawancara eksklusif terhadap sekitar 800’an laki-laki ‘tulen’ yang dilakukan secara terpisah, didapati bahwa hampir 85% pria yang tidak malu untuk meneteskan air matanya saat sedih,  cenderungan lebih gentle dan bertanggung jawab.  Dalam kehidupan keseharian-pun, mereka memiliki kualitas kejiwaan yang relatif lebih stabil ketimbang yang ‘mengeraskan’ hatinya untuk menangis.  Bahkan lebih konyol lagi, justru mereka-lah yang berpeluang lebih besar menjadi pemimpin yang berhasil. Edan.

Secara personal, gue abstain dengan hasil penelitian tersebut.  Bukan lantaran gue bukan pemimpin yang berhasil, -setidaknya belum-tapi  apa hubungannya kepemimpinan sama tetesan air mata...? Ada-ada aja...

Konyolnya, beberapa film yang diproduksi era 90’an terkesan mendukung fenomena tersebut. Coba liat film-film sekarang, para jagoannya sering ngga malu-malu netesin air mata.  Padahal, beberapa menit sebelumnya, mereka ngga takut-takut kehilangan nyawa berjibaku dengan penjahat sangar nan sadis, demi membela kebenaran dan keadilan, ato ngelawan mahluk buas yang sama sekali ngga imut. 

Yah, gue ngga tau deh.  Yang pasti, di bulan September ini gue sempet,......hehehe,...lantaran salah satu anak buah gue kecelakaan hebat, dan berada dalam kondisi sangat kritis. Thx God, dia selamat setelah operasi kepala.  Yang kedua, istri temen baik gue sejak 22 taon lalu. Doski kanker payuudara stadium IV.  Trenyuh banget hati gue ngeliat istri temen gue, and kondisi temen baik gue tersebut. Oh God, please help my friend’s wife. Tolong sembuhkan dia Han....

(Hehehehe,....sialan, koq gue feminin gini ya,..???)


Mari Kita serukan: Hentikan kekerasan dan perang di seluruh tanah Indonesia, hingga ke ujung bumi.

Wednesday, September 14, 2011

SHOW ME THE WAY


(sebuah perenungan pendek tentang hidup)

Salah satu hal yang ditakuti para pendaki gunung adalah hilang jalan, atau kehilangan arah.  Entah saat perjalanan menuju puncak, atau kembali pulang.  Memang, salah satu penyebab hilang jalan adalah kurangnya informasi tentang medan yg hendak di jelajahi.  Tapi oke-lah, bukan itu intinya, melainkan sikap kita saat berada pada kondisi ‘kehilangan arah’ tersebut.

Buat saya, perjalanan kehidupan tak ubahnya petualangan mendaki gunung.  Ada saatnya mendaki, ada juga menurun, atau berputar.  Termasuk kehilangan arah.  Lalu apa yang akan kita lakukan pada kondisi hilang arah? Maaf, dalam konteks kehidupan,  saya merasa belum layak untuk memberikan tips, atau tutorial sukses pemecahannya.  Tapi sebagai eks pendaki gunung, mungkin saya boleh sedikit berbagi. 

Begini,...

YANG LUCU BUAT KAMU


Suer, gw lagi very bad mood.  Jadi blom bisa ‘menelurkan’ tulisan yg ‘gue banget’.  Nah, belom lama ini gue di kasih temen gue beberapa cerita lucu.  Jadi, sambil menunggu ‘kekeringan’ sumur ide gue, maka gue coba berbagi cerita lucu ini.

Met  senyum.....

Sebenernya saya pria beruntung loh. Karena saya punya seorang pacar yang cantik, baek, pengertian.  And gak lama lagi bakal nikah .


Tapi  ada 1 hal yg selalu menggangu, karena pacar saya punya seorang adik cewek yg jg tidak kalah cantik.  Bahkan lebih muda dan menarik.

Friday, September 2, 2011

ME AND FRIENDS


Tanggal 01 September 2011 gue jalan-jalan ke Manado sama istri and kids.  Kita misah. Gue liat-liat buku dulu di Gramedia, mereka ke Timezone-nya hypermart.

Dari Gramedia gue nyusul ke Hypermart. Oh my God, gue bener-bener kaya rusa masuk kampung.  Takjub gue sama pusat perbelanjaan dan pusat-pusat lainnya tsb.  Suer, itu pertama kalinya gue nginjek hypermart yg mungkin udah sekitar 5 taonan di bangun di kawasan Manado Town square.

Gue kebingungan nyari yang namanya timezone.

Sambil nunggu istri memandu pake HP,  gue ngeliat begitu banyak manusia menjejalin tempat tersebut.

Tiba-tiba sel-sel neuron di kepala gue terlintas ide untuk nulis soal ini.

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

Pastinya ngga ke itung tulisan tentang pertemanan.  Dengan perspective dan gaya nulis yang juga beda.

Ada yang mendeskripsikan teman seperti kepompong, sangat berharga, dsb.

Gue sepakat dengan semua pendeskripsian tersebut.

Teman emang kadang lebih baik dari saudara.


Teman juga sering  bagaikan spons empuk tempat mendaratkan kepenatan, beban, atau hati yang lagi bad mood



Ngga jarang juga sich Teman  jadi penghianat, dan  berpotensi jadi musuh.

What ever, idealnya,  dalam pertemanan kita terbebas dari segala macam perbedaan.  Entah suku, Agama, warna kulit, golongan, kepangkatan, atau strata ekonomi.  

Gue punya temen tukang ojek, sopir taksi, CS, Direktur, Doktor, Kadis, Ustad, pendeta, Pengusaha, pedagang kaki lima, hingga konglomerat.  Semuanya manusia. Hehehehe,.......

Gue tau temen-temen gue.  Gue respek sama mereka.  Tapi gue ngga bisa memenuhi semua harapan temen gue, dan  ngikutin semua keinginan mereka.

Gue punya harapan-harapan yang indah dalam berteman.  Tapi justru disinilah pertempuran batin gue. Pertempuran antara harapan dan ketidakmampuan.

Gue sering  gagal jadi seperti Cameron Poe di film Con Air, yg rela mengorbankan nyawanya untuk temennya.

Gue cuma bisa trenyuh karena selalu gagal jadi kayaq para satria temen-temen Arthur di film King Arthur

Gue juga cuma bisa senyum kecut karena ngga bisa jadi kayaq Harry Stampler, pempinan sekaligus teman bagi  orang-orang  yang  respek padanya, di  film Armagedon.

Sambil merenung,  gue mendapati kenyataan kalo ternyata gue lebih sering  gagal jadi temen yang baik.  Ketika gue berusaha menutupi  ‘kelemahan’ di satu sisi, ironsnya gue justru menemukan ‘kelemahan’ di sisi lainnya.  Begitu terus, sampe gue merasa letih sendiri guna mencapai kualitas ideal seorang teman.  Hingga akhirnya gue harus ‘pasrah’.  Gue harus bisa berdamai sama diri gue sendiri, dan menampilkan gue yang apa adanya, sambil memohon belas kasihan semua temen gue, untuk menerima dengan ikhlas,  seorang Robin Ticoalu.

Gue  yang terkadang begitu elegan mengakui kesalahan di satu kesempatan, sekaligus berdalih di kesempatan yang lain.

Gue  yang terkadang begitu antusias membangun sebuah ide, namun dengan serta merta memendamnya tanpa bekas

Gue  yang terkadang doyan ngumpul bareng, tapi dengan serta merta berubah males ketemuan dengan siapapun



Gue  yang terkadang antusias koment di FB, namun lebih sering ngilang kayaq invisible man

Gue  yang terkadang lucu, menggemaskan dan ngangenin (kayaq boneka Tedy Bear...hehehe...ada yg ngomong loh...), namun bisa berubah nyebelin kayaq panu

Gue  yang terkadang begitu lunak terhadap satu hal, namun berubah kukuh tanpa pandang bulu

Gue  yang terkadang begitu antusias mengirimkan ratusan sms, namun dengan serta merta mematikan HP berhari-hari hingga susah banget di hubungi.


Gue  yang terkadang begitu idealis, namun dengan serta merta berubah oportunis

Gue yang sering ngga PD (walaupun agak ganteng and ngga terlalu bego....hehehe..)

Gue  yang lebih sering pelit ketimbang dermawan (kata salah satu anak buah gue yang ngomong dibelakang ‘punggung’ gue)

Gue yang sering memotivasi orang, justru sering gagal memotivasi diri sendiri untuk jadi lebih baik



Btw,  di antara plus minusnya gue,  gue yakini beberapa hal:

Gue ngga bakalan bisa nyenengin semua orang, termasuk temen-temen gue

Gue ngga pernah berusaha dengan kesadaran bikin siapapun celaka ato menderita

Gue ngga pernah membenci siapapun, apalagi mahluk-mahluk yang gue sebut temen



Gue ngga berusaha ‘memanfaatkan’ pertemanan untuk kepentingan pribadi gue.


Eh,....tunggu....tunggu......hehehe.....gue bukan lagi curhat loh....

“Mengenali kapasitas diri itu penting”  tulis sebuah buku yang pernah gue baca

Mungkin kalimat itu yang gue pilih untuk mengutarakan ‘who am i’, ketimbang curhat 



Ngga seorangpun yang kenal diri gue sepenuhnya, kecuali Tuhan dan diri gue sendiri.

At last,....apapun yang udah gue tulis, yang pasti gue happy and proud punya all of you as my friend.  Kiranya Yang Maha Kuasa Tuhan selalu menjaga dan mencurahkan berkat-berkatNya buat kalian semua.  Teman-teman gue.




Mari kita serukan: Stop kekerasan dan Perang di Seluruh Tanah Indonesia,..hingga ke ujung bumi.