Thursday, August 30, 2012

CARA MENGHITUNG PENYUSUTAN PADA PEMBEKUAN IKAN


Bagi sebagian orang, mungkin ini bukan hal yang rumit, tapi ngga begitu buat yang lain.

Berhubung gue basic-nya di ikan, jadi gue pikir ngga salah sedikit berbagi.

Beberapa taon lalu, pernah kejadian di salah satu pabrik pengolahan yang baru beroperasi, heboh karena ada ketidak sesuaian data antara jumlah total ikan yang dibeli dari supplier, dengan jumlah ikan yang dikeluarkan departemen pembekuan dari gudang beku (cold storage) untuk diolah lanjut.  Sempat tejadi pertikaian antara departemen pembelian dan departemen pembekuan. 

Departemen  pembelian  curiga  telah terjadi ‘pencurian’ pada saat proses pembekuan, atau saat ikan di simpan dalam gudang beku (cold storage).  Sedangkan departemen pembekuan mencurigai telah terjadi mark up oleh departemen  pembelian.

Begini kasusnya:

Departemen  pembelian ikan mencatat dalam nota timbang pembelian ikan mentah sebanyak 650.000 kg, yang kemudian di serahkan secara bertahap pada departemen pembekuan untuk di bekukan dalam unit pembekuan yang menggunakan Air Blast Freezing.  Lalu setelah ikan beku, di simpan dalam gudang penyimpanan beku yang di kenal dg Cold Storage.

Ikan-ikan beku pada cold storage tersebut nantinya akan dikeluarkan secara bertahap untuk di proses/diolah.

Persoalan muncul ketika semua ikan habis dikeluarkan dari cold storage.  Terjadi ketidak sesuaian,  karena jumlah ikan setelah habis di keluarkan, menurut laporan penimbangan hanya sejumlah 611.000 kg.  Departemen pembelian complain.  Kemana ikan sebanyak 39.000 kg…?  Namun departemen pembekuan berkeras kalau mereka telah menjalani  aktifitasnya dengan benar.  Dan konflik berlanjut.  Seluruh personil departemen pembekuan mogok.  Tidak terima dituduh menyebabkan kehilangan seperti yang di tuduhkan departemen pembelian.

(Tahukah anda jumlah uang yang hilang seandainya tuduhan departemen pembelian itu terbukti…?  39.000 kg x Rp. 8000 (harga ikan per kg) = Rp. 312.000.000 )

Perusahaan mana yang ngga kebakaran jenggot hilang 312 juta…?

Akhirnya nota timbang di periksa ulang.  Buku laporan security diperiksa kalau-kalau telah terjadi pencurian.  2 minggu berlalu, tapi hasilnya nihil.  Departemen pembekuan terancam di laporkan kepolisi.  Namun pimpinan perusahaan  yang baru beroperasi tersebut akhirnya  meminta bantuan perusahaan tetangga yang berbeda  spesifikasi olahannya.  Lalu perusahaan tetangga mengutus salah satu supervisor-nya untuk membantu.

Ternyata si-supervisor cuma butuh 2 jam untuk memecahkan masalah yang penyebabnya adalah ketidak tahuan departemen pembelian dan pembekuan, tentang prosentase (%) penyusutan sebelum dan sesudah di bekukan.

Anda tau penyebabnya….?  Tepat.  39.000 kg ikan yang diduga hilang adalah jumlah yang susut selama proses pembekuan berlangsung.  Gimana  penjelasan logisnya…? 

Begini:

Ikan sebanyak 650.000 kg yang di serahkan departemen pembelian untuk di bekukan adalah ikan mentah yang kadar airnya masih tinggi.  Ketika di bekukan, terjadi  ‘penarikan air’ dari ikan, hingga ikan menjadi keras, namun ringan.

Dan berdasarkan pengalaman,  saat pembekuan terjadi penyusutan maksimum  sebesar 6%.  Di mana kondisi tersebut juga  dipengaruhi oleh beberapa factor seperti,  tingkat kesegaran ikan dan metode pembekuan (gue bahas lain waktu di tulisan lain)

Jadi klop toh kalo ikan sebelum di bekukan 650.000 kg, tapi tinggal 611.000 kg…?  karena:

650.000 kg x 6% = 39.000 kg. 

650.000 kg – 39.000 kg = 611.000 kg

Tapi pernah juga ada pertanyaan begini:

Bagaimana membuktikan kalau jumlah ikan sebelum dibekukan dan sesudah di keluarkan dari gudang beku (cold storage) sesuai…?  Gampang koq.

Pake aja rumus ini:  

(A – C)= B

(B/A) x 100

A : berat ikan mentah sebelum di bekukan
B : jumlah penyusutan selama pembekuan
C : berat ikan setelah dikeluarkan dari gudang beku (cold storage)


Kalau hasilnya 6≤ (kurang dari, atau 6) = sesuai

                kalau 6> (lebih dari 6) = tidak sesuai.  Kaji kemungkinan lain (gue    
                                                     bahas di tulisan lain).


Ok,…gitu dulu yach.  Smoga bermanfaat. 

1 comment:

yuddi said...

Terima kasih atas sharing pengalamannya. Teruslah menulis, senantiasa membangun pribadi unggul & bermanfaat bagi orang lain. Salut