(episode sebelumnya klik ini : http://www.robinticoalu.com/2014/06/temen-ketiga-youla-mince-moningka.html)
Sebenarnya agak bingung sama
temen Rolly yang satu ini. Mo bilang
sinting, ngga sinting. Entar loe sendiri deh yang nilai di mana sintingnya. Namanya Abraham Timbuleng. Panggilannya
Bramy.
Sebagai putra Kakas, Bramy cukup
familiar sama banyak tindak kekerasan yang kerap menumpahkan darah. Tempat dimana dia dibesarkan adalah lingkungan
pasar yang aktifitas pemotongan babi-nya berhenti tiap jam 18.00. Jadi anak muda di daerah tersebut udah biasa ngeliat darah yang tercurah. Entah bener apa engga, lantaran biasa liat
darah hewan berdarah panas, mereka ngga canggung lagi kalo duel pake senjata
tajam sampe ada darah yang tercurah.
Jadi udah bukan hal aneh kalo di daerah Kakas tiap malem minggu ada
insiden penikaman. Apalagi ditambah tingginya konsumsi minuman keras. ‘ Yang pengecut
bukan orang Kakas’ begitu paham yang mereka anut.
Sintingnya, pas film Spiderman
pertama di putar di bioskop, banyak orang Kakas mengimani kalo si Spiderman
berdarah Kakas. Yee,...ngaco aja. orang
Spiderman berdarah laba-laba.
Biarpun sadar situasi di kampungnya susah diubah biarpun petinggi Gereja ngga bosen-bosen khotbah sampe lidahnya
bisa nggaruk kepala lantaran jadi panjang, Bramy ngga ikut-ikutan paham aneh
tersebut. Dia nolak berantem untuk
sesuatu yang ngga masuk di akalnya. “Kalo mau dibilang jago berantem, mendingan
ikut turnamen UFC. Arena Octagon sono”
Begitu ucapnya waktu diajak tawuran sama naka-anak muda.
Bramy percaya kalo perkelahian
ngga pernah bisa menyelesaikan masalah dengan benar.
‘Tawuran itu cuma milik orang sakit jiwa yang rapuh’
‘Lebih bagus punya temen sebanyak-banyaknya’
‘Tak kenal maka tak sayang’
‘1000 teman terlalu sedikit, dan 1 musuh terlalu banyak’
Biar gitu, ngga ada temennya yang
memandang Bramy sebagai pengecut. Mereka
tahu reputasi Bramy.
Suatu ketika, Reky, keponakan
Bramy dicari-cari gank paling menakutkan di Manado, karena murni kasus salah
paham. Reky dianggap 1 dari tiga
gerombolan anak muda yang mengeroyok salah satu teman mereka sampe kaki kirinya
cacat. Padahal, Reky sama sekali engga
terlibat. Tapi mereka udah keburu naik
pitam dan ngejar Reky yang langsung menyelamatkan diri. Karena selain jumlahnya
besar, gank tersebut cenderung kejam dan sadis memperlakukan musuh-musuhnya.
Ibu Reky, kakaknya Bramy udah ketakutan setengah
mati. Bokap Reky dosen yang
umurnya 52 taon. Ia udah berniat ngirim
Reky ke Jakarta. Bramy nawarin diri
untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan caranya. Diem-diem Bram nyari info tentang gank
tersebut. Mulai dari wilayah kekuasaan,
struktur organisasi, catatan-catatan kriminalitas, pimpinan-pimpinan yang
disegani, hingga wanita-wanita di sekitar mereka.
Bramy ingat petuah para tua
kampung kalau ‘benteng terkuat pasti ada kelemahannya.’ Dan biasanya, kelemahan paling menonjol dari
orang-orang kuat justru terletak pada wanita terdekat dalam hidup mereka. Ibu, istri, pacar, atau anak perempuan.
Liat aja di pelem-pelem. Jagoan
yang super sakti sekalipun, yang ngga bisa kalah dengan cara apapun, langsung lemah
lunglai ngga berdaya kalo orang-orang terkasih di hidup mereka terancam
keselamatannya
Bramy dapet info
tentang pimpinan tertinggi yang paling ditakuti di gank tersebut: Elias Ratumbanua. Umur
37 tahun. Punya seorang istri, 4 orang
anak, dan beberapa ekor pacar gelap.
Hehehe,...
Elias pernah terlibat dalam
perampokan beberapa toko mas dan pengerusakan mesin ATM di daerah Depok,
Tanggerang dan Bandung. Dia terpaksa lari
(maksudnya naek Kapal Motor,...soalnya dia ngga bisa lari-larian di laut) ke Lirung, Talaud, karena menikam tanpa
sengaja seorang remaja putri yang tengah berbelanja di salah satu mall di
Bandung hingga terluka parah. Ternyata
remaja tersebut adalah cucu kesayangan Jendral purnawirawan yang masih punya
pengaruh kuat di jajaran TNI. Sang
Jendral pensiunan ngamuk, dan rela ngerogoh kocek kolega-koleganya yang
pengusaha hingga ratusan juta untuk
menangkap Elias, hidup atau mati. Mirip
di film-film koboi. ‘Wantet laif or daiy’
Di Talaud ia bersembunyi selama 4
tahun. Memalsukan identitas diri,
merubah penampilan (tapi tetap sebagai manusia, karena dia ngga bisa jadi
kecoa), dan bekerja sebagai buruh bagasi yang mengangkat barang-barang
penumpang kapal motor dari Manado.
Setelah diyakini aman, ia kembali
ke Manado, merambahi lorong-lorong tergelap (belum dijangkau PLN), berteman
dengan kejahatan, hingga menduduki tampuk tertinggi sebuah gank, lalu menikah.
Tapi Bramy tahu sisi lemah
Elias. Ibunya. Elias, walau kejam dan dingin, sangat
menyangi ibunya yang ngga merit lagi sejak ayahnya meninggal waktu Elias 18 tahun.
Akhirnya, Bramy berhasil mendekati Lenda Manengkey, ibu Elias,
yang ternyata seorang pecinta bunga Anggrek.
Bramy mencari literatur tentang
anggrek. Dari aneka ragam jenis anggrek,
cara pembibitan, perawatan, hingga cara merangkainya. Cuman berhubung dia sama sekali buta soal
bunga, dia beberapa kali salah baca literatur.
Bukannya bunga anggrek asli, tapi bunga untuk dikirim sebagai ucapan
turut berduka cita.
(ngomong soal ucapan turut berduka cita, pernah suatu kali ada anak muda
yang karena putus cinta, bunuh diri dengan menenggak cairan pembasmi
serangga. Pas mau pemakaman, ada mobil
yang dateng ngirim ucapan turut berduka cita.
Tapi pihak keluarga berduka malah tambah marah. Lantaran selain ucapan turut berduka, ada
juga tulisan kecil yang terbaca jelas: ‘Baygon memang ampuh’)
Setelah semua literatur
Bramy dapet, dia bolak-balik ke rumah ibunya Elias untuk menawarkan bibit-bibit
anggrek.
Bramy beberapa kali papasan sama Elias
waktu ngunjungin ibunya. Tapi dia nunggu moment yang pas supaya Lenda
Manengkey ngenalin ke Elias. Dan waktu
ketemuan, Bramy cuma butuh 30 menit untuk nyeritain tentang keponakannya yang
salah paham dengan salah satu anggota gank yang dipimpin Elias.
Sejak itu, ngga seekorpun anggota
gank berani menyentuh Reky. Mereka cuma
ndeketin, ngendus-ngendus, terus ngeloyor.
Mirip Hyena ketemu Singa.
(banyak peperangan besar sekaligus perdamaian termasyur, di mulai dari
perbincangan sambil minum segelas teh.....kata gue)
=========================
Di kalangan wanita, Bramy ngga
dibilang sebagai tampan atau ganteng, tapi manis dan menggemaskan. Dan katanya, lebih banyak cewek yang doyan cowok manis ketimbang
ganteng. Karena manis ngga bikin bosen
(kayaq kucing yang ngga pernah bosen sama ikan,..hehe). Makanya ngga sedikit wanita yang
berharap jadi pemilik wajah manisnya Bramy (kecuali semut dan tawon tentunya)
Kalo kebanyakan cowok
terang-terangan mengagumi kecantikan seorang wanita yang melintas atau berada
dekat mereka dengan mata melotot dan mulut melongo, Bramy malah menampilkan
wajah datar yang seolah ngga ngaruh sama sekali. Ngga perduli tuh wanita udah bergaya
macem-macem kaya topeng monyet peragaan
busana.
Banyak cewek yang histeris ngga percaya
waktu Bramy lebih milih Beatrix, cewek tomboy hitam manis dan jagoan Taekwondo
yang ngga punya stock rok, lantaran hobinya pake jeans robek-robek sampe ke
lutut.
Di depan Beatrix, ngga ada cewek
yang berani ngungkapin kecemburuannya lewat kata-kata. Tapi di belakangnya, semua percaya kalo
Beatrix-lah yang duluan ngungkapin cinta ke Bramy. Bahkan
Egy, cewek yang level ke-kecean-nya bagai pinang di belah
dua sama Luna Maya ampir nggerogotin rel kereta saking gemesnya dicuekin
Bramy. Padahal sebelumnya, ngga ada
seekor cowokpun yang bisa nolak permintaannya buat ndorong truk 10 bola yang
dia kemudiin dan sengaja di matiin mesinnya cuma buat ngetes animo para cowok
ke dirinya.
Menurut catatan pribadinya (yang dicatat di daun lontar),
dia berhasil mutusin 17200 hubungan pasangan kekasih yang hampir mustahil putus
(hehe,...padahal kalo orang yang ndenger pinter matematika, kan harusnya mereka
tahu kalo Egy adalah pembohong besar.
Kira-kira nich kalo misalnya umur Egy 21 tahun, dan anggaplah dia mulai
nggangguin hubungan sepasang kekasih dari umur 19 tahun. Artinya, setiap hari selama 2 tahun, Egy
harus ngganggu 23 pasangan kekasih sampe hubungan mereka putus. Hehehe,...Egy itu orang apa SPBU sih ?)
Lagian, kalo pengakuan Egy itu
bener, emangnya musium record Indonesia sudi mencatat rekornya ? Jangan-jangan Mr. Jaya Suprana malah ngasih
rekomendasi nama dokter syaraf yang kredibel.
Begitu juga sama Alexis
(eh,..bukannya striker Chile loh...), cewek cantik nan bahenol yang face and
bokongnya J-Lo banget. Saking penasarannya sama Bramy, dia sampe
rela niruin gaya jogetnya grup music The Black
Eyed Peas sambil muter kenceng-kenceng lagu
‘My Hump’...my hump,..my hump’....setiap deket Bramy (kalo loe penasaran mau
liat klik ini: http://www.youtube.com/watch?v=iEe_eraFWWs) Sialnya, bukan Bramy yang
kesengsem, malah pernah si-Alex di lempar batu nenek rabun yang nyangkain
bokongnya tanduk kambing jantan yang mau nyeruduk.
Pokoknya, ngga satupun cewek yang
merasa cantik dan menarik percaya kalo proses tertariknya Bramy ke Beatrix
adalah peristiwa yang natural. Mereka
justru percaya ada ‘campur tangan’ supranatural.
“Ini paling ada hubungannya sama pengaruh lintasan komet Haley yang 76
taon sekali, pengaruh pasang surut laut,
ion positif dan negativ awan cumulus nimbus, gugus karboksil alkohol,
asam amino esensial, ato penguraian hipoksantin jadi asam Laktat ...”
Yeee,....begitu-tuh orang kalo
oon tapi sok tau. Kenapa ngga sekalian
bilang pengaruh hubungan medan magnet
kertas kalkir sama pencil 2B....hehehe.
Mereka ngga bisa terima kalo ketergila-gilaan
Bramy ke Beatrix karena dia imut dan kekanak-kanakan, tawanya yang lepas tanpa
kontrol, giginya yang gingsul, gaya jalannya ‘agak jantan’, dan,...karena dia
perempuan tentunya. Soalnya kalo Beatrix
pesawat tempur, jelas aja Bramy ngga mau.
Hehehe,...(kan cuma mas Iwan Fals yang naksir sama pesawat tempur)
Pas kenalan sama Beatrix,
tingkah Bramy berubah. Dia jadi doyan
nelen paku payung, tidur di goa dengan kepala di bawah, loncat-loncatan di
sawah sambil nangkep nyamuk,...hehehehe,...ya ngga gitu kelos. Pastinya kayaq orang jatuh cinta pada umumnya
dong. Masa loncat-loncatan di sawah
sambil nangkep nyamuk,...emang dia kura-kura....hehehe.
Sintingnya, dia sempet-sempetnya
nulis puisi di buku adeknya yang masih SD kelas satu. Trus, sambil terbata-bata, adeknya mbacain
tuh puisi waktu makan malem bareng.
Gini....
Nu-an-sa bu-rik
meng-gi-rik gi-rik le-reng ha-ti-ku
yang me-nu-kik bareng jangkrik
Kha-fi-lah me-mu-ja
un-tai-an bu-nga te-rin-dah
yang sing-gah ter-pi-lah
Ka-sih di-kau-lah
bi-as men-ta-ri di
bi-ru-nya la-ut yang me-na-u-ngi ha-ri
ha-ri ma-nis hi-dup-ku
o-la-la o la-la
(untungnya
ngga pernah di baca Sapardi Joko Damono yang mungkin langsung kena kanker bulu
idung)
Ibunya Reki langsung keselek,
bapaknya muncratin lagi sayur lodeh yang udah masuk setengah, dan yang paling
parah si-Reky. Dia nelen sebiji piring
sama nasi dan lauk pauknya.
Mereka ngga pernah tahu gimana
tersiksanya Bramy ngerampungin puisinya tersebut. 4 rim kertas kuarto, 5 biji bolpoin baru dan
3 botol tip-ex abis selama 17 malam.
Cita-cita Bramy
Bramy Cuma punya dua cita-cita
serius semasa kanak-kanak. Pertama,
kerja di kantor pos. Itupun lantaran
dibohongin saudara sepupunya. Karena
katanya, selain gajinya gede, kerjanya Cuma ngeluarin lidah doang, buat
nempelin prangko. Kedua, waktu SMP, Bram pernah pengen banget
jadi diplomat ulung, kayaq idolanya, Dr.
Mochtar Kusuma Atmadja.
Setelah itu Bramy malah kabur
dengan apa yang dikenalnya dengan cita-cita.
Cuman ngga tau gimana ceritanya, dia malah teronggok di Fakultas Tehnik, jurusan mesin. Mesin bubut lagi. Dan pastinya rada mustahil mensinkronkan
jalur yang dipilihnya sama cita-cita.
Karena ngga pernah kejadian seorang ahli bubut jadi diplomat. Masa hubungan antar negara mau di las bubut.
Teruntuk pecinta sejati suaka sama suaka
Teruntuk pecinta sejati suaka sama suaka
No comments:
Post a Comment