Friday, November 16, 2012

IKAN SEBAGAI "BAHAN BANGUNAN"


Wkwkwkwk,.....gila apa ? Biarpun mau dibolak-balik pake rumus apapun, blom ada ceritanya ikan di pake jadi campuran pasir, batu ato semen.  Sehebat-hebatnya Jepang-pun di dunia perikanan, blom satupun bangunan tahan gempanya yang di bangun pake bagian-bagian tubuh ikan.

Begitu juga sama Belanda yang pakar bendungan.  Belom pernah gue denger ada bagian dari bendungan yang mereka bikin jadi kuat lantaran darah ikan, tulang ikan, ato mata ikan.

Trus, ide gila dari mana yang menyiratkan ikan jadi bahan bangunan ?  hehehe,...sabar coy, mungkin gw bisa njelasin secara sederhana.
 
Ikan emang susah direkomendasikan jadi bahan bangunan oleh negara paling hebat sekalipun, ato pakar bangunan di bumi manapun.  Tapi dari perspectif lain, ikan justru udah terbukti koq jadi bahan pembangunan sebuah bangsa.  Jepang contohnya.  Sejak kecil anak-anak Jepang udah dicekokin semua hal yang berkaitan dengan ikan, hingga mereka tumbuh jadi generasi kuat and cerdas. 

Beberapa puluh taon lalu geliat perokonomian Jepang juga bergerak positif karena bisnisnya di dunia perikanan merambah ke pelosok-pelosok dunia yang punya kantong-kantong ikan melimpah.  Tekhnologi-tekhnologi baru selalu mereka ciptakan untuk mendukung kemajuan dunia perikanan.

Universitas-universitas mereka selalu menarik untuk di jadikan tempat menimba ilmu calon-calon pemikir Bangsa lain guna membangun dunia perikanan di negaranya masing-masing.  Tapi di situlah kecerdasan Jepang.  Karena lewat mahasiswa mancanegara yg belajar di Universitasnya, Jepang memperoleh informasi berharga tentang situasi dan kondisi dunia perikanan di negara para mahasiswanya.  Lalu berdasarkan informasi tersebut, mereka melibatkan pemerintahnya untuk memfasilitasi kunjungan ke negara-negara pemberi info tadi.  Dan setelah itu, akhirnya kita semua tahu eksistensi Jepang di dunia perikanan seluruh dunia.

Bayangkan, waktu Indonesia lagi  sumringah sama penemuan baru yg disebut rumpon, Jepang udah menandai ribuan ekor ikan yang beruaya di seluruh samudera dengan menanamkan perangkat yang disebut tag, hingga mereka bisa tahu di perairan mana ikan jenis tertentu memijah dan mencapai ukuran terbaik untuk konsumsi.

Ketika nelayan-nelayan Indonesia tidak melaut lantaran bulan terang, Jepang malah asyik-asyiknya nangkep ikan di bawah bulan terang karena penemuan lampu bawah air warna-warni yang menarik ikan karena sifat ikan pelagis yang menyukai cahaya.

Satu hal yg bikin Jepang hebat adalah menyantap hidangan ikan adalah sebuah gaya hidup (lifestyle). 

Hampir mirip jepang, Thailand-pun tergolong sukses membangun negaranya dengan memperkuat sektor perikanan.  Liat aja industri pengalengannya yang sudah mmemenuhi supermarket-supermarket hampir di seluruh jagad dengan produk-produknya.



Bagaimana dengan Bangsa kita ?  Walaupun nilai eksport Hasil Perikanan yg mendatangkan devisa cenderung naik dari taon ke taon (data DKP pusat, eksport th 2010 mencapai 2,89 Milyar Dollar, dan th 2011 di targetkan 3,2 Milyar Dollar), ironisnya data dinas perikanan dan kelautan pusat menunjukan rendahnya konsumsi ikan masyarakat kita.  Ke-empat sesudah Malaysia, Singapura and Thailand.  Bayangkan, konsumsi ikan bangsa kita baru mencapai 31,4 kg/kap/th.  Artinya, angka rata-rata nasional, setiap orang Indonesia cuma 2,61 kg per orang/bulan, atau 8 gram/hari.  Hehehe,...itu kan setara dengan setetes air.  

Yah semoga aja kita bisa mengkampanyekan : GERAKAN MAKAN IKAN NASIONAL.  Supaya kita bisa memperkuat bangsa kita, dan menjadikan ikan sebagai ‘bahan bangunan.’  Tul ngga...?

AYO, KITA RAJIN MAKAN IKAN......!!!  KARENA IKAN ADALAH “BAHAN BANGUNAN”

1 comment:

petzo said...

SETUBUH BROOO !!! SETUBUHHH !!!! gw jg sering ngeracunin temen gw buat makan ikan . sayangnya dijakarta sini dpt ikan yg okeh tuh susah . klo pun ada , harganya ngures dompet * muka suram *