Sebuah wawancara
imaginer
Gue : sejak kapan
sich loe mutusin utk jadiin music sbg pilihan hidup
Gue : ah, becanda
loe
B.J : loh,
emank kalo gue udah mati gue bisa nyanyi…?
Gue : yah
terserah loe dech. Trus, menurut loe, apa penyanyi top itu harus slalu
nyenengin fans..?
B.J : sory,
agak bingung gue ama pertanyaan loe.
(Yah ilah, cakep-cakep, top & kaya, koq
rada-rada oon nich)
Gue : maksud gue,
kan loe ama gank loe bisa beken lantaran fans loe banyak tuh. Jadi, apa loe
Ama
grup loe selalu bikin fans loe seneng, baik-baikin mereka, ngikutin kemauan
mereka, dll

Gue bukan sombong kalo soal fans.
Sederhananya gini,…. pada dasarnya gue mencintai music. Music itu salah satu
bagian penting hidup gue. Tapi, gue juga
pengen music gue bisa dinikmatin orang lain.
Makanya kita berusaha bikin yang terbaik. Nah, ketika orang-orang ndenger music kita
dan mereka tertarik, dipertemukanlah
kita oleh industry yang menjembatani kesukaan gue akan music, dan kebutuhan
fans. Jadinya, karya kita dihargai masyarakat. Dan oleh industry music, bentuk penghargaan
tersebut diwakili oleh nilai Dollar.
Jadi kami juga harus realistis bahwa eksistensi kami
diperkuat oleh keberadaan fans yang menghargai music kami, sekaligus menjawab
kebutuhan mereka. Jadi, antara gue sama
fans itu sebenarnya saling membutuhkan.
Dan itulah alasan kami bilang bahwa ‘besar’-nya grup music kami bukan karena fans.
Biarpun fans banyak, tapi kita
ngga berusaha keras menghasilkan karya yang berkualitas, industry music juga
males mempromosikan.
Gue : ya itukan artinya grup kalian harus berusaha menyenangkan
para fans supaya mereka ngga ninggalin kalian.
B.J : prinsip grup kita adalah, kita ngga mungkin bisa
menyenangkan semua orang dengan music yang kami mainkan. Adalah hak mereka untuk memilih atau meninggalkan
kami. Tapi kami berusaha sebisanya
menghargai antusiasme mereka, tanpa harus jadi orang lain. Bagi kami, karakter dasar manusia berlaku di
bidang apapun. Kerja keras, Kejujuran,
kerendahan hati dan ketulusan. Dan hal-hal itu ngga bisa direkayasa.
Suatu saat, habis tour ke
berbagai Negara, ada sekelompok orang Rusia yang datang ke markas kami. Mereka datang khusus dari Rusia. Hampir 30
orang. Kita semua capek banget. Gue sama beberapa temen udah kesel. Pengen
banget ngusir mereka. Tapi salah satu temen yang paling tua bilang, nanti dia
yang ngadapin. Trus dia ngomong ke fans
Rusia kalo mereka udah capek sekali. Mau istirahat sekitar 4 -5 jam. Mau
tidur. Kalo mereka mau, markas ngga akan
ditutup. Silahkan mereka tunggu, tapi jangan ribut. Mereka seneng banget. Kami nelephon kedai makanan kecil untuk
disajikan ke mereka.
Sesuai janji, pas 5 jam, kita
makan, trus nyanyiin lagu-lagu anyar kami, dan mereka pamit pulang.
2 minggu kemudian, surat kabar
terbesar Rusia nulis:
“Bon Jovi, Grup Musik Paling
Manis Sejagad”
Rupanya satu dari 30 orang adalah
wartawan senior. Dan yang lebih hebat
lagi, 1 bulan kemudian, kami diundang konser ke lapangan Merah Kremlin. Hasilnya sukses luar biasa. Kami mendapat bayaran yang setara dengan tour
di 20 kota besar Amerika. Bukan hanya
itu, ternyata kehadiran kami di sana membawa arti yang cukup penting bagi
persahabatan antar Negara.
Bayangkan kalau saat mereka
berkunjung ke markas kami dan kami
mengusir mereka. Kami sangat bersyukur
dengan tindakan kecil yang dilakukan rekan kami saat itu.
Gue : kamu tau Indonesia kan..?
B.J : Ya tau lah. Negara yang terkenal karena Bali dan sarang
terorisnya kan…?
Gue : wah, koq apresiasi anda jelek gitu sich tentang Negara
kami. Teroris kan cuma segelintir orang,
tapi orang baiknya kan jauh lebih
banyak.
B.J : hahahaha,…..maaf. spontanitas.
Saya pernah koq konser di Indonesia. Sukses.
Tapi yah udah agak lama. Sebelum WTC di bom. Emank sich, di bagian dunia manapun, selalu
aja ada orang yang melakukan hal-hal yang merugikan banyak orang. Tapi mungkin aja mereka ngga sejahat yang
kita pikir. cuman mereka salah persepsi aja. Sory, kita ganti topic aja deh.
Gue : ok,..ok. oh ya B.J, kabarnya anda menyumbangkan uang dalam
jumlah yang sangat besar ke sebuah Negara berkembang, untuk membantu pendidikan
anak-anak di sana. Apa sich yang
menggerakan anda…?
B.J : wah, jadi gak enak.
Sebenarnya gue males ngebahas itu.
Soalnya gue pengen, ketika tangan kanan gue memberi, tangan kiri gak
usah tau. Artinya, gak usah di
besar-besarin.
Gue : Tapi kan gak mungkin, soalnya setiap gerak-gerik kamu selalu
diendus public. Gue Cuma pengen tau, apa
yang nggerakin hati kamu…..?
B.J tampak termenung sesaat. Menarik napas. Air mukanya nelangsa banget
B.J : gini,…gue liat kekayaan yang berhasil gue kumpulin. Gue liat anak-anak gue, dan kehidupan
gue. Gue pikir, kalo anak-anak gue cuma
bisa nikmatin semua kekayaan gue, suatu saat mereka akan dinina bobokan oleh
kelimpahan. Mereka ngga pernah bisa
sungguh menghargai apa yang mereka miliki, karena tidak pernah merasakan
bagaimana meraihnya. Di lain pihak, di
sudut dunia lain, anak-anak harus menahan lapar. Mencari makan dengan tangan-tangan mungil
mereka. Berjalan puluhan, hingga ratusan
kilometer hanya untuk mencari air minum dan pergi sekolah. Malahan banyak yang tidak pernah menginjak
sekolah. Miris hati gue ngeliat semua itu.
Tapi miris aja ngga bisa merubah
sesuatu kan. Makanya, waktu gue punya ‘kelebihan’ secara materi, gue
mengejahwantahkan rasa miris tadi.
Kalo gue milih untuk membantu di
jalur pendidikan, karena gue pikir dengan pendidikan dan pengetahuan, mereka
bisa melihat bahwa dunia ini bukan cuma soal makan dan minum. Dengan pengetahuan, mereka bisa tau kenapa
besi ribuan ton yang di sebut pesawat bisa melayang diudara, atau kapal induk
bisa ngga tenggelam, padahal jarum aja tenggelam.
Sapa tau, dengan bekal pendidikan
yang mereka kecap, mereka bisa merubah dunia kecil mereka jadi lebih baik.
Hahaha,…terlalu berlebihan ngga..? Tapi berharap kan masih jauh lebih baik
daripada ngga.
Yang terpenting dari semuanya
adalah proses transformasi yang yang terjadi secara pribadi dalam diri gue
Gue : maksudnya gimana tuh B.J…..?
B.J : kebahagiaan hakiki yang menyusup dalam hati gue, yang
sulit gue temukan dalam situasi apapun,
entah saat gue meraih semua kekayaan, atau saat konser-konser kami
meraih kesuksesan yang luar biasa.
Kebahagiaan tersebut bentuknya tidak samar-samar, namun nyata. Malah gue sampe ngga nyadar kalo gue sempet
nitikin air mata melihat keceriaan mereka.
Anak-anak yang polos dan lugu.
Yang tak pernah tahu apa yang mereka hadapi.
Saat itu, gue sadar bahwa memberi
dengan keikhlasan itu sesungguhnya gue ngga
‘kehilangan’ apapun. Justru gue yang mendapatkan hal terindah dalam hidup,
yakni rasa bahagia karena bisa berbagi. Sensasi
bahagia yang ‘level’-nya ngga bisa di sejajarin dengan bahagia ketika gue
disanjung dan dielu-elukan, atau saat gue berhasil mbeli mobil dan seluruh
property gue.
Gue : wah anda jadi keliatan religius banget nich. Gimana sich perspective kamu soal agama…?
B.J : aduh pertanyaan kamu koq lama-lama bikin ngga nyaman
sich. Buat gue agama itu Cuma
seperangkat norma, atau kaidah yang dipakai sebagai rambu untuk mengontrol
perilaku. Kalo ngga mau begini, jangan
melakukan itu, dan seterusnya.
Gue : Loe percaya Tuhan ngga..?
B.J : Sebenarnya itu bukan urusan loe. Tapi urusan gue sama
Tuhan. N’ lagian, Tuhan juga ngga pernah protes koq soal gue mau percaya ato
ngga.
Gue : Jon, katanya kamu pernah pesta gila-gilaan sama 4 perempuan bugil. Bener gak tuh..?
B.J : Pertanyaan kamu aneh-aneh deh.
Gue : ngga, cuman pengen tau.
B.J : tau apaan..?
Gue : gimana tanggapin istri kamu....?
B.J : biasa aja. Dia merit ama gue. Bukan ama masa lalu gue. kan tiap orang punya masa lalu. Yang lalu biarlah berlalu. Kenapa kita terus-terusan 'diikat' sama masa lalu. Kapan kita mau melangkah ke depan.
Gue : bener sich. Tapi masa lalu kamu kayaqnya gimana gitu....
B.J : knapa..? Najis...? bisa ngga loe sebutin satu orang aja orang dewasa di negara loe yang gak punya dosa..? Yang suci dan bersih kayaq bayi baru lahir....?
Gue : yah bukan gitu Jon....
B.J : loh,..kan elo yg seolah mojokin gue, dengan kesan seolah gue ngga moralis krn perbuatan masa lalu gue. Kalo gue tanya ama loe,....onani moralis ngga...? Trus,....ada ngga remaja menjelang dewasa yang belom ngerasain onani...?
Gue : hahahaha,.....bisa aja loe Jon.
B.J : makanya, kita urus aja urusan moral kita masing-masing. Ngga usah ngerasa suci sendiri, trus memvonis orang lain krn dianggap ngga moralis. Dianggap Bejat. Emanknya yang loe sapa Tuhan ngasih mandat ke A, B, C, atau D untuk menghakimi orang yang menurut mereka ngga moralis. Apa bukti mandat tersebut....?
Gue : ok,...ok,...wah loe koq kayaq filsuf gitu sich...?
B.J : jangan lupa kawan,....gue seniman. Dan seniman, punya jiwa bebas kayaq burung. paling sebel sama formalitas moralis yang kebablasan....
Gue : Ok deh,..ganti topik...Bagaimana persepsi kamu soal politik…?
B.J : buat gue sich politik cuma mainan anak-anak…
Gue : Loh koq…?
B.J : Kan loe nanya menurut gue. Terserah gue donk. Sekarang gue tanya balik sama loe. Pernah liat
anak-anak main ngga…?
Gue : ya sering donk
B.J : eh kita main dokter-dokteran yuk….! Kamu yang pura-pura
jadi dokter. Aku pura-pura jadi pasien.
Bukan dokter sesungguhnya, atau
pasien yang sesungguhnya. Hanya
imaginasi anak-anak.
Gue : bingung gue. Pendekin aja deh Jon….
B.J : Pura-pura. Itulah
politik. Dunia penuh kepura-puraan serta berbagai trik-trik super sakti untuk
mencapai tujuan pribadi atau kelompoknya. Kan belom ada penelitian yang mereprentasikan,
berapa persen kadar kebenaran, dan berapa kepura-puraan dalam politik.
Gue : Hahahahaha,….gila loe Jon.
Saking gelinya, tiba-tiba gue
ngerasa sakit perut yang amat sangat.
Uh, gue terbangun dari tidur,
karena bocah bungsu gue tengah nginjek perut sambil loncat-loncat.
“Papa bangun, udah ciang. Mama
biyang mo kelja…” Cornelia Sarah Berlian Sakura terkekeh sambil nyedot susu
kotak di atas perut gue (maksudnya si-Berlian minum susu kotaknya sambil
nginjek perut gue. Bukan susu gue yang bentuknya kotak)
Sambil nahan perut yang sakit,
gue meluk berbie hidup yang menggemaskan.
Uh, gue cuma mimpi ketemu Bon
Jovi.
Baru 2 menit mbuka mata, alunan
lagu ‘Thank you for loving me’ dari nada sms gue bunyi.
It's
hard for me to say the things
I
want to say some times
There's
no one here but you and me
And
that broken old street light Lock the doors
We'll
leave the world outside
All
I've got to give to you
Are
these five words when I
Thank
you for loving me
Jon Bon Jovi lahir di Perth Amboy, New
Jersey, Amerika
Serikat, 2
Maret 1962 dengan nama John Francois Bongiovi Jr
Adalah penyanyi, musikus, komponis serta aktor Hollywood.
Menguasai gitar, piano dan harmonica. sekarang
aktif sebagai vokalis pemimpin dari band rock Amerika Serikat
yaitu Bon Jovi.
Jon menikahi Dorothea Hurley pada tanggal 29
April 1989 dan mempunyai 4 anak; Stephanie Rose (31
Mei1993), Jesse James Louis (19
Februari 1995), Jacob Hurley (7 Mei 2002) dan Romeo Jon (29
Maret 2004).
Sumber:
Wikipedia
Lagu-lagu Bon Jovi:
No comments:
Post a Comment