Tuesday, March 22, 2011

BENARKAH KITA MAHLUK TERMULIA?


Pict by Susana. Korban Kamar Gas Nazi
Bima Sakti. Ngga tau persis gimana awalnya bulatan bumi ini diberi nama demikian. Yang pasti, di bulatan besar inilah kita hidup bersama sebagai manusia. Mahluk yang diyakini sebagai yang Termulia dari semua ciptaan Tuhan.

Ngga usah juga terlalu dipikirin bagimana prosesnya bumi ini tercipta. Dari pecahan matahari keq, unsur C,H,O,N, S keq, pokoknya waktu kita semua buka mata dan menyadari kehadiran kita, kita udah ada di bumi. Dan kelak, kita tahu kalo di bumi ini, kita punya begitu banyak perbedaan sebagai manusia.

Ada yang kulitnya kuning, putih, coklat, atau merah. Ada yang matanya item, coklat, abu-abu, ato biru (kalo merah berarti sakit mata, ato udah mabok miras…)
Tapi, bagaimanapun perbedaan itu, saat dikelompokan, kita bukan masuk kelompok tumbuhan monokotil ataupun Dikotil (walaupun kita emank memiliki biji…hehe..).  Apalagi bakteri atau virus.

Kembali lagi ke soal mahluk termulia. Jangan salahkan saya, kalo pernah terbersit pertanyaan: “Atas dasar apa sehingga manusia di sebut mahluk termulia?”
What ever, kalo memang statement manusia adalah mahluk Termulia itu berasal dari kitab suci, siapa yang berani membantah?

Masalahnya, kalau kemuliaan manusia sebagai mahluk cuma di dasarkan atas kemampuannya menghadap Sang Khalik, atau kemampuannya beribadah, apa kita bisa jamin kalau singa, beruang, gajah, pohon melinjo, cemara, atau lamtoro  tidak berdoa? Itu kan menurut persepsi kita. Kan ngga ada orang yang pernah jadi gajah atau pohon melinjo. Sapa tau aja di dalam kicauan burung, auman singa, atau gonggongan anjing ada unsur doa yang cuma dimengerti Sang Pencipta dan hewan itu sendiri.

Saya tidak sedang mempertanyakan Otoritas Ilahi loh!. Karena, walau aktifitas peribadahan saya jauh dari ‘yang mestinya’, saya sangat meyakini kekuasaan dan otoritas Oknum yang kita sapa sebagai Tuhan.

Ada beberapa ‘fakta aneh’ yang bikin otak bodoh saya meragukan kepantasan kita  memperoleh gelar Mahluk Termulia.

  1.  Saya belum membaca, atau mendengar adanya sekelompok hewan,  atau tumbuhan yang melakukan riset, guna menemukan alat pemusnah massal, guna membasmi hewan atau tumbuhan lain. Cuma manusialah pakarnya.
  2.  Kalau hewan mencabik-cabik mangsanya, mungkin itu biasa. Tapi manusia, bukan hanya mutilasi, tapi juga memakan korbannya.
  3.  Kalau ikan paus membunuh jutaan plankton, itu karena naluri untuk bertahan hidup, karena plankton emank makanannya. 

Tapi, Nigel Cawthorne, dalam bukunya berjudul TIRAN. 100 Diktator dan Penguasa Paling Kejam Dalam Sejarah, mencatat 6 diantaranya adalah:
  •          Jenghis Khan, membantai 20 juta jiwa (10% dari populasi manusia kala Itu)
  •          Hideki Tojo, membunuh 4 juta warga China
  •          Adolf Hitler membunuh lebih dari 6 juta jiwa, dan bertanggung jawab  atas     
            kematian lebih dari 50 juta orang                    
  •          Pol pot, menewaskan 1,7 juta jiwa (lebih dari 20% penduduk Kamboja)
  •          Idi amin, membunuh 300.000 jiwa
  •          Josef Stalin, bertanggung jawab atas tewasnya 25 juta jiwa


Totalnya 112 juta jiwa. Itu cuma 6 loh. Masih ada 94 lagi yg tidak saya cantumkan.
Jadi, kalo soal membunuh sesama manusia, sebenarnya malah kita-para mahluk termulia-lah yang paling hebat.

Kalo singa, harimau, srigala, membunuh mahluk lain dengan menggunakan taring sama cakarnya, tapi kita bisa pake berbagai macam cara. Dari kepalan tangan, racun, santet, politik, pokoknya 1001 cara-lah.

(mungkin lucu kali ya kalo kita liat singa bikin ritual untuk nyantet kepala gank singa lainnya…..hehehe…)

Jadi, salahkah kebodohan saya jika meragukan kapasitas kita sebagai mahluk termulia?

What do you think? 

1 comment:

Tedy Karim said...

A.G.R.E.E.D . . !