Kalo
loe nyari tulisan/buku tentang kiat sukses, atau biografi orang sukses, loe
bisa dapet ribuan sampe jutaan. Entah di
toko buku, ato internet. Dan gue jamin
loe bakal dapet hal-hal yang secara garis besar isinya sama. Cuma gaya nulisnya aja yang beda.
Menurut
gue sukses itu adalah sebuah wilayah maksimal yang bisa dicapai seseorang atau
sekelompok orang yang menekuni sesuatu, setelah melewati tahapan-tahapan/proses
rumit dan njlimet dengan berbagai kisah jatuh-bangunnya.
Orang
yang berkecimpung di dunia pendidikan seharusnya udah bisa dikategorikan sukses
kalo yang bersangkutan mencapai gelar Doktor.
Dan sempurna saat gelar Profesor di sandangnya.
Seorang
atlet bisa dikatakan sukses kalo yang bersangkutan jadi juara nasional. Sempurnanya kalo Juara Dunia.
Seorang
dokter sukses adalah mereka yang meraih gelar ahli, dan mengepalai sebuah Rumah
Sakit ternama.
PNS
sukses adalah mereka yang menduduki posisi
Kabag, Kadis, atau Sekda/Sekprov.
Tentara/Polisi
sukses adalah mereka yang meraih gelar Jendral.
Pedagang
sukses adalah mereka yang berhasil meng-‘guritakan’ penjualannya ke banyak
tempat, hingga manca negara. Dan
sebagainya.
Cuman
di era kapitalisme sekarang, terminologi sukses berubah lebih unik (dan sedikit
kejam): kesuksesan adalah bahasa lain dari berlimpahnya harta kekayaan. Karena apa artinya gelar Profesor kalo saldo
di rekeningnya ngga lebih dari 500 juta, ngga punya 1 biji innova, ato masih
tinggal di rumah dinas.
Apa
artinya gelar juara dunia kalo akhirnya harus njualin medali-medali dan piala
sambil ngemis sana-sini minta kerjaan lantaran ngga tau besok makan apa.
Apa
artinya Kabag kalo uang pensiun yang diterima tiap bulan harus ‘dipersembahkan’
ke bank, lantaran gajinya udah di gadai lebih dulu buat beli tanah untuk bikin
rumah pengganti rumah dinas.
Apa
artinya Jendral bintang 3 kalo di masa tua harus demo turun ke jalan menolak
pengusiran dari rumah dinas.
Sampe
situ dulu ah. Ntar lari jauh dari
rencana bahasan gue.....
===========
Dalam
kaitannya sukses yang identik dengan berlimpahnya harta, gue coba membahasnya
dari pandangan gue. Berhubung gue
‘berkecimpung’ di dunia swasta, jadi gue berusaha menyoroti sepak terjang
beberapa mahluk sukses yang dikategorikan sebagai entrapreneur, ato pengusaha.
 |
dicomot dari google |
Menurut
gue, para pengusaha sukses (yang kebetulan beberapanya gue kenal baik),
bukanlah orang-orang luar biasa yang sering digambarkan buku/literatur/internet
sebagai hasil kawin silang dengan mahluk alien.
Mereka cuma orang biasa yang bisa
laper, kenyang, ngantuk, doyan ngeliat cewek/cowok cakep, suka nrima yang
gratisan, beberapa diantaranya suka mabuk, pecandu perokok berat, doyan minum
kopi, dll. Pokoknya ngga beda sama orang
kebanyakan. Hehehe...lah wong mereka manusia
juga. Coz setau gue belom ada pengusaha
sukses dari golongan Jin iprit, ato Siluman.
Cuman
kalo gue cermatin, para mahluk sukses yang gue kenal punya kekhususan panca
indra. Diantaranya:
^^ Mata.
Hehehe,...secara fisik sich mata mereka sama dengan mata kita. Karena mata mereka juga ngga memancarkan
sinar –X kayaq Superman. Bedanya:
^#
Mata orang sukses bisa ON 23,40 jam untuk melototin hal-hal yang membosankan
buat orang yang belom sukses. Kalo orang
belom sukses bisa melotot 22 jam untuk nonton bola, mata orang sukses malah
terpejam.
^#
Mata orang sukses punya kemampuan melihat segala hal yang ngga bisa dilihat
oleh umum. Contoh, ketika mata umum
melihat tumpukan ikan busuk yang menggunung dan kebingungan bagaimana
mengatasinnya, mata orang sukses justru melihat deretan container yang memuat
berton-ton tepung ikan.
Ketika
mata umum melihat sebidang tanah yang dipenuhi semak berduri dan menyebutnya
sebagai lahan tidur, mereka justru melihat pusat perdagangan berpotensi ratusan
miliar, ato 1000 RSS baru.
^^ Hidung.
Yah pastinya hidung mereka ngga lebih tajem dari tikus ato anjing. Cuman mereka punya penciuman yang radiusnya
ngga dibatasin waktu dan tempat. Dari
Indonesia mereka bisa membaui sesuatu yang ada di Rusia, ato China. Sesuatu yang dicium sebagai benda busuk oleh
kaum umum, justru diendus sebagai wewangian nan harum semerbak. Siapa sich yang ngga terganggu sama bau tai
sapi ? Tapi siapa yg sekarang ngga denger soal bio-gas ?
^^ Telinga. Orang sukses ngga punya 4 biji telinga
koq. And ngga lebih tajem dari
kelelawar. Cuman telinga orang sukses
ngga disetting untuk ndenger lama-lama gosip-gosip murahan. Kepekaan pendengaran orang sukses lebih pada
informasi-informasi berharga yang slalu punya nilai tambah. Waktu ndenger bisik-bisik soal kelimpahan
sidat di suatu daerah, mereka lngsung mengkaitkan sama pendengarannya soal
animo orang Jepang pada produk yang namanya Unaghi.
===========
Dari
semuanya, ada satu hal yang susah gue cerna tentang cara mereka mengelola alat
telekomunikasinya. Entah kenapa, para
pengusaha sukses seolah stand by terus buat ngangkat telephon dari siapa aja,
dan kapan aja. Ngga perduli jam 3 ato 4
pagi. Telephonnya seolah ngga pernah
mati, ato abis batrei.
Mereka
bisa dibilang ngga punya ketetapan/aturan paten yang kerap di junjung tinggi
umum. Ketika umum bilang ngga bisa, ato
ngga boleh, mereka malah sebaliknya.
Dalam bahasa lain, mereka selalu punya cara menembus kebuntuan umum. orang sukses cenderung lebih fleksibel.
===========
Buat
gue, orang sukses itu nyebelin...
Eitz,..jangan
negatif thinking dulu. karena nyebelin
di sini lebih pada kecemburuan positif gue.
Bayangin, walau mereka cuma tidur sedikit, tapi mereka selalu punya
energi yang kayaqnya ngga abis-abis. 24
jam sehari kayaqnya ngga pernah cukup buat mereka. Anehnya, mereka juga jaraang banget sakit.
Bukan
itu aja, mereka juga kayaq ngga bisa dihambat oleh apapun. Slalu aja ada cara untuk menembus
hambatan. Mungkin cuma kematian yang
bisa menghentikan mereka.
Satu
hal lagi yang aneh: walaupun waktu masih sekolah nilai matematikanya paling
tinggi 6, mereka slalu punya cara menghitung yang aneh, cepat dan tepat. Bahkan ketika orang umum belom mulai ngitung.
Bayangin,
ketika masyarakat umum ragu-ragu ngeluarin 1 ato 2 juta, mereka malah ngeluarin
20 juta. Karena mereka yakin bakal dapet
50 juta.
Nyebelin
ngga ....?