Thursday, January 28, 2021

Kisah klasik Kemanusiaan Yang Anggun di Film Armageddon

Terlepas dari banyaknya kontroversi  dan acakadutnya Amerika Serikat, entah kenapa, gue ngga pernah bisa berhenti mengagumi  bangsa itu.  Bahkan, tanpa harus menghapus kecintaan gue ke Indonesia, di benak gue udah tertanam kalo Amerika Serikat sebenarnya berandil gede banget pada kemerdekaan Bangsa kita.  Coba deh loe tanya semua guru sejarah.  Apakah Indonesia bakal Merdeka 17 Agustus 1945 kalo Amerika Serikat engga ngebom Hiroshima & Nagasaki tanggal 6 and 9 Agustus 1945, hingga momen minggatnya Jepang akibat dampak pengeboman tersebut,  akhirnya di manfaatkan untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, tepat 8 hari setelah pengeboman.

Btw,…hehehe,…sebenarnya sih bukan itu topik yg bakal gue kupas, tapi produk-produk film karya USA yang diakui apa engga , berpengaruh cukup significan ke  tingkap-tingkap ilusi dan nalar kita.  Sebut aja film Superman, Batman, Robin Hood, Spiderman, Wonder Woman, Twilight Saga, Lord of The Rings, Transformer, The Fast and The Furious,  sampe ke The Avangers.

Film-film yang menurut gue susah di cari tandingannya (kalo ada film yg meniru, terus terkesan lebih hebat,..yah tetap aja niru. Bukan Ori)

Walau film-film yang gue sebut barusan emang  asli keren, tapi ada satu biji film yang cukup mengulik kisi-kisi kewarasan gue, yang kerapkali gue pertanyakan sendiri.  Judulnya Armageddon.  Yup, film yang di bintangin beberapa actor ternama seperti  Bruce Willis, Ben Afflect, Liv Tyler, adn Billy Bob Thornton.

 

Emang sih film fiksi ilmiah tahun 1998 tersebut sempet di anugerahin Academy Award, sebagai film bencana terbaik tahun itu.  Gue, udah nonton film itu lebih dari 10 X.

Makanya gue ngga bermaksud nyeritain film.  Tonton aja sendiri.

Gue cuma mau cerita sedikit soal  2 adegan di film Armageddon ini yang walau menurut gue simple, tapi punya nilai tersendiri yang bisa di catat sebagai sebuah kilasan pergulatan kewarasan.  Yah, kalo ngerasa waras sih, mungkin gak ada nilainya.  Jadi, pakailah kacamata ketidak warasan.

 

Adegan pertama,

Si Charles “Chick” Chappel  (Will Patton) melenggang ke rumah nomor 519, sambil di iringin lagunya Aerosmith.  I don’t want to miss a thing…yang ternyata emang pas banget jadi soundtrack film tersebut.

Seorang wanita yang rupanya bekas istrinya menyambut di teras dengan tatapan dingin.

Gue cuma kebetulan lewat, jadi gue mampir.”  Chick berusaha mencairkan kekakuan.

Trus seorang bocah laki-laki muncul sambil megang mobil-mobilan.  Chick terpana melihatnya.  Seolah melihat harta karun.

Siapa dia mam ?” Tanya si bocah.

Dia salesman…kamu masuk gih ke dalem” Ibunya kurang senang dengan kunjungan Chick

Wah, dia udah gede ya….” Ujar Chick sedih

Saya minta maaf untuk segalanya…” Chick bermaksud pamitan, karena dia pikir, mungkin itu adalah pertemuan terakhirnya.

Rupanya mereka sudah bercerai, dan keputusan pengadilan melarang si Chick menemui putranya.

Kesedihan dan kemuraman berubah ketika si bocah tereak: “Si salesman masuk TV”

Ibunya yg lagi nelephon kaget.  Telephonya jatoh.

Di TV, tampak sekitar 12 orang laki-laki berpakaian orange, yang siap menghanguskan dirinya demi menyelamatkan populasi manusia di bumi.  Chick, yang di bilang sebagai salesman termasuk diantaranya.

Sambil meluk si bocah, ibunya ngomong: “ Dia bukan salesman.  Tapi dia ayahmu….”

Ah, lagi-lagi Perceraian. Ya, dalam banyak kisah pilu perceraian orang tua, selalu anak yang akan menelan banyak pil pahit.  Kenapa sich orang tua senang sekali cuma memikirkan diri sendiri....?

 

Adegan kedua.

Ketika Harry Stampler sadar kalo dia ngga bakal selamat, karena dialah orang terakhir yang bakal mencet tombol untuk ngancurin nuklir demi mbelah asteroid, supaya ngga meluluhlantakan bumi.  Dia pamit sama anak perempuan satu-satunya. Grace Stampler (Liv Tyler)

Harry stampler: Grace, sory aku bohong.  Aku ngga bisa mennemani kamu ke pernikahanmu.  Aku sangat menyangimu Gracie.

Grace stampler: Aku bohong waktu aku bilang aku ngga sama kayaq kamu.  Dad, semua hal baik yang ada padaku, berasal dari kamu.  Aku juga menyayangimu dad.

Kenapa adegan tersebut, walau sebenarnya simple, tapi punya makna mendalam yang cukup bisa menggaruk-garuk sisi indah kemanusiaan kita ?

Gini, kehidupan keras sebagai pengebor minyak, menjadikan Harry Stampler seorang single parent, alias ayah yang membesarkan sendiri anak perempuannya.  Grace.  Sehingga Harry terkesan terlalu mengekang kehidupan pribadi putrinya itu.  Yah dari sisi Stampler mungkin bisa di maklumin, karena Grace, yang ngga ngerasain kasih saying ibu, harus  hidup ke sana-kemari  di tengah pria keras dengan life style ngga karu-karuan.

Tapi sikap ‘over protective’ tersebut ngga bisa di terima nalar Grace.  Wanita Amerika yang pengen merangkul dunianya dengan caranya sendiri.  Karena itu respek Grace ke bokapnya rendah banget.  Dia kesel sama perlakuan over protective tersebut.  Karena menurutnya dia adalah wanita dewasa yang tahu apa yang harus dilakukannya.

Saking kurang respeknya, dia ngga pernah manggil bapaknya dengan sebutan ‘ayah’ tapi nyebut namanya ‘Harry’……..emang bener-bener  dah.  Malah, dia bilang kalo dia sama sekali ngga sama kayaq bapaknya.  Ato, dalam bahasa lain ‘loe bukan bapak asli gue kali ya’

Tapi di akhir kisah, ‘perseteruan klasik’ ayah- anak  berakhir dramatis.  Grace dengan jujur melihat ‘sisi emas sang ayah’ yang selama ini tertutup oleh kekesalannya.  Ia bukan hanya memanggil Harry dengan sebutan ayah, tapi juga mengakui kalau ia sangat bangga pada ayahnya, dan ia juga mengakui bahwa ia sama dengan ayahnya.  Bahwa semua hal baik yang ada pada dirinya, berasal dari sang ayah.  Dan ia sangat mencintai ayahnya. 

Konon, puluhan juta penonton, baik pria dan wanita di seluruh dunia tak kuasa menahan tangis di scent akhir tersebut.  Tapi suer, gue engga (ngga mau ngaku maksudnya…hehehe)

 

 --------------------ooo------------------

 

Ngemeng-ngemeng, tornyata syair lagu I Don't Want to Miss a Thing yg jadi soundtracknya emang romantis banget man….simak jo…!!!

 

I could stay awake just to hear you breathing
Watch you smile while you are sleeping
While you're far away and dreaming
I could spend my life in this sweet surrender
I could stay lost in this moment forever
Every moment spent with you is a moment I treasure
 
Don't wanna close my eyes
I don't wanna fall asleep
'Cause I'd miss you, baby
And I don't wanna miss a thing
 
'Cause even when I dream of you
The sweetest dream would never do
I'd still miss you, baby
And I don't wanna miss a thing 
Lying close to you feeling your heart beating
And I'm wondering what you're dreaming,
Wondering if it's me you're seeing
Then I kiss your eyes and thank God we're together

And I just wanna stay with you
In this moment forever, forever and ever 
I don't wanna close my eyes
I don't wanna fall asleep
'Cause I'd miss you, baby

And I don't wanna miss a thing 
'Cause even when I dream of you
The sweetest dream would never do
I'd still miss you, baby
And I don't wanna miss a thing
I don't wanna miss one smile
I don't wanna miss one kiss
Well, I just wanna be with you
Right here with you, just like this

I just wanna hold you close
I feel your heart so close to mine
And just stay here in this moment
For all the rest of time, yeah, yeah, yeah!

Don't wanna close my eyes
Don't wanna fall asleep
Tak ingin tertidur
'Cause I'd miss you, baby
And I don't wanna miss a thing
'Cause even when I dream of you
The sweetest dream would never do
I'd still miss you, baby
And I don't wanna miss a thing 
I don't wanna close my eyes

I don't wanna fall asleep
'Cause I'd miss you, baby
And I don't wanna miss a thing