Tuesday, August 9, 2016

Soal Makan Pake Aja ‘Aturan Emas’ Pendaki Gunung



Belakangan, kalo loe sering mbuka internet, di jamin loe bakal sering di bingungkan sama begitu banyak aturan dan ketentuan  tentang makanan yang boleh dan ngga boleh (btw, gue ngga mbahas soal agama dan makanan loh,..jgn salah) , ato sehat dan ngga sehat.  Dan ujung-ujungnya, kita-kita yang tergolong awam cuma bisa geleng kepala dalam kegamangan panjang yang menjengkelkan. ‘ehm,…kira-kira kalajengking sama kecoa boleh ngga ya ?’……hehehe….

Emang kalo ngomong soal makan, perjalanan berburu umat manusia kan baru berhenti manakala kita masuk ke liang lahat, dan gantian kitanya yang jadi menu cacing.  Bahkan data internasional yang pernah gue baca taon 2015 ngungkapin kalo anggaran belanja manusia sejagad untuk makanan menempati rangking 1, dengan prosentase 75 – 80%.  Wajarlah, masa anggaran operasi plastic sama parfum yang lebih tinggi.

Ah kita balik ke topik utama aja.  Jadi gini, menurut gue (catat, menurut gue,…yang nulis ini), ketimbang kita selalu merasa terbodohkan oleh banyaknya asumsi, opini, dan keyakinan tanpa dasar jelas soal makanan sehat dan ngga sehat, ato boleh dan ngga boleh, mendingan loe pertimbangkan saran gue soal makanan, dengan merujuk pada ‘aturan emas’ para pendaki gunung yang tersesat.

Sebagai eks pendaki gunung  yang pernah tersesat  (tapi tidak lama), gue pernah di suguhin metode bagaimana mengatasi lapar pada saat tersesat di gunung dan kehabisan makanan.  Nidia:

Pertama, semua buah, umbi-umbian,  biji-bijian, dan daun yang di makan hewan menyusui dan burung di hutan, aman kita makan.  Yah caranya gampang koq, tinggal liat aja remah-remah, ato sisa-sisa makanan yang bekas di makan monyet, kelelawar, tikus hutan,  ato burung.  Tapi ya mbok jangan bodoh toh, dalam artian, bukannya makan sisa-sisa binatang-binatang tersebut.  Cari yang masih utuh lah.  Tapi ya bukan di carfour ato supermarket lain, kan ini ngomongnya di hutan.
gue comot dari google: kampret kesiangan

Saya yg awam ini belom denger ato baca ada monyet, kelelawar, tikus, ato burung di hutan  yang kena kanker, kolesterol, diabetes, ato hipertensi.  Hehehe,…mereka kan jarang, ato ngga pernah makan mi bakso, pangsit, martabak, pizza, burger, kfc, msg, dan minum coca cola, ato sejenisnya.
 
Kedua, jangan makan satu jenis makanan dalam jumlah banyak, tapi makanlah banyak jenis makanan dalam jumlah yang sedikit.  Kenapa ? Kan tujuan makan waktu tersesat supaya ada energy buat kembali ke jalan yang benar, alias tidak tersesat lagi.  Selain itu, kalo kita makan satu jenis makanan dalam jumlah banyak, terus ternyata makanan tersebut beracun, kan berarti efek racun jadi lebih gede porsinya.  Beda kalo makan sedikit jenis dalam jumlah sedikit.

Ketiga, setiap makanan yang masuk ke perut, harus senantiasa di imbangin pasokan air minum yang cukup.  Tapi air minumnya cuma air putih, bukan milkshake, bir, wine, ato coca cola.  Hehehe,…gitu dulu yo, gue mau makan gado-gado dulu. 

Kabar baik dari gue: “Jangan pernah berhenti buka internet, karena dengannya, loe bisa keliling dunia walau Cuma dari tempat duduk.  Dari internet, loe bakal banyak tau bahwa manusia adalah keajaiban yang tiada taranya.  Salah satu yang unik, gue persembahkan buat all of you,..tapi harus klik ini:  https://youtu.be/O70Ww9vzjvg