Gue buka sama lagu asyiknya
Jikustik nih,…nyanyi bareng yoooo
Akhiri ini dengan indah
Aku
tak kan pernah jadi sempurna
Ingin
aku tetap seperti adanya
Jangan
salahkanJika diriku mengabaikanmu
Sebuah
alasan yang sungguh sempurna'tuk tinggalkanku
Reff:…..Ketika
slamanya pun harus berakhir akhirilah ini dengan indah
Kau
harus relakan setiap kepingan waktu dan kenangan
Ketika
pelukanku pun tak lagi bisa menenangkan hatimu yang sedih
Aku
memilih 'tuk mengakhiri ini dengan indah
Engkau
mencoba menahan isak tangis yang dalam
Dengan
sisa-sisa ketegaran yang masih kau simpan
Back to Reff…………….
--------------------------ooo-----------------------
Pastinya bnyk dong dari all of you
yang pernah denger lagunya Jikustik ini. So sweet toh ?
Demi kepentingan temanya, syair lagu tersebut memang harus terdengar
manis: berakhir dengan indah Tapi toh ngga semua akhir haruslah indah, karena terkadang, sesuatu harus mati demi sebuah
hidup yang baru. Sesuatu memang harus berakhir, tanpa perduli indah atau tragis, manis atau
kecut.
Berakhir
dengan indah tentunya merupakan impian sebagian besar manusia: Lulus dengan
nilai tertinggi, pensiun dengan jabatan puncak,
dan uang melimpah, dikalungi medali emas untuk cabang olah raga yang di
gelutinya, memperoleh hadiah pulitzer,
mengantongi predikat best seller untuk karya-karyanya, Cum Laude, meraih
gelar Profesor, atau setia dengan pasangan hidupnya hingga maut memisahkan,
Itu
sebabnya kebanyakan kita kurang suka
nonton film yang tokoh utama atau jagoannya mati di bagian akhir.
![]() |
foto diunggah dari Google. 1 dari 10 pemenang Pulitzer, ttg bocah yg mencari orang tuanya. |
Istri
saya terlihat sedih ketika mendengar tokoh idolanya sejak muda,-Koes Hendratmo,
bercerai dengan istrinya setelah 25 tahun menikah.
Kitapun
harus dicengangkan oleh kisah yang tidak berakhir indah manakala hingar bingar
pesta yang semula begitu spektakuler,
harus diakhiri dengan catatan kelam tokoh-tokoh
terkenal dan terhormat di negri ini, kayaq Anas Urbaningrum, Sutan Batoegana,
Ratu AtutChosiyah, Anglina Sondakh, Antasari Anhar, Surya Dharma Ali, Dr. Andi Malaranggeng, Miranda
Goeltom, Rudi Rubiandini, Aulia Pohan, hingga
O.C Kaligis, dimana mereka harus dipermalukan karena dipaksa memakai pakaian ‘tahanan’ di
bawah sorot kamera yang pernah
memandikannya dengan kehormatan dan taburan bintang.
Kita
begitu terobsesi oleh pandangan ‘hendaknya
segala sesuatu berkahir dengan Indah,’ walau dalam kesadaran yang
terlupakan, kita tahu bahwa terkadang sesuatu harus mati dan berakhir tidak indah, demi sebuah
kehidupan yang baru.
Di
dunia Perikanan, kisah hidup ikan Salmon menyiratkan dengan jelas konsep tersebut.
Setelah ribuan mil mengarungi lautan, sang Salmon harus mengakhiri petualangan indahnya dengan kembali ke sungai,- tempat mereka memulai hidupnya sebagai Salmon kecil, untuk bertelur , lalu mati demi kelangsungan keturunannya.
Menakjubkannya,
tradisi tersebut tak pernah di putuskan oleh keturunannya selama
berabad-abad. Para Salmon tahu persis
arti sebuah ‘akhir tanpa mahkota’
Kisah mahluk-mahluk raksasa kayaq
dinosaurus, dan sebangsanya, juga harus berakhir, guna mempersiapkan hadirnya
mahluk termulia bernama manusia. Karena
jika tidak, manusia bakal jadi salah satu dari 4 sehat, 5 sempurnanya para
Dinosaurus.
Bahkan
Adolf Hitler-pun harus menerima takdirnya untuk mengkahiri perjuangannya dengan
kegetiran, demi menghindarkan kita yang hidup saat ini, dari balutan kengerian
mencekam.
Cornelis
De Houtman dan rombongan Belandanya toh harus mengakhiri mimpi indahnya secara
tidak indah demi kemerdekaan Indonesia.
Begitu
juga dengan kedigdayaan Jepang yang semula bakal menuai kisah indah, harus
berakhir ironis dengan bom atom yang jatuh di Hiroshima & Nagasaki.
Bahkan,
kalau William Sheakespeare mengakhiri kisah Romeo & Julietnya dengan indah,
mungkin ngga akan melegenda sepanjang masa.
Pada akhirnya, kita yang mengklaim sebagai mahluk tercerdas di bulatan bumi, harus menerima fakta kalau kecerdasan luar biasa yang kerap kali mencengangkan dunia manusia, tak pernah mampu membuka sebuah paket misterius tentang sebuah akhir perjalanan. Akhir kehidupan.
Kita yang sukses menciptakan tekhnologi
super canggih, justru dengan arogannya tengah berusaha mensejajarkan diri
dengan Sang Khalik, padahal, harusnya kita sadar bahwa indah atau getirnya
sebuah akhir, adalah sebuah Karunia dari Sang empunya Kehidupan, yakni Allah
yang Maha Kasih itu sendiri.
Selamat Paskah…..