Anak-anakku tercinta. Ayah tidak tahu apa arti surat ini bagi
kalian, tapi dari balik jeruji besi ini, ayah ingin memberikan sesuatu. Anggaplah sebagai kenang-kenangan terakhir
dari seorang pria yang pernah kalian sebut dengan ayah.
Ayah tidak pernah tahu di mana
kalian berada, atau telah jadi apa kalian saat ini. Tapi untuk yang terakhir kalinya ayah memohon
kepada Tuhan, kiranya tulisan ini sampai ke tangan kalian.
Ayah sadar kalau ayah tidak
pantas menerima maaf dari siapapun atas apa yang telah ayah lakukan. Termasuk dari kalian. Tapi di sisa hidup ayah, menjelang hukuman
mati ini di laksanakan, ayah telah bersujud dengan kesungguhan hati, memohon
pengampunan dari Tuhan. Dan anehnya,
hati ayah merasa sungguh terbebas.
Bahkan dalam penjara isolasi yang terasing ini. Terkurung dalam kegelapan dan kesendirian.
Ayah sungguh merasa terbebas dan
damai, dibanding saat berkeliaran sebagai buronan paling di cari polisi
internasional.
Anak-anaku, ayah telah sangat
lama kehilangan kebanggaan sebagai pria berpredikat ayah. Tapi sungguh, ayah pernah memiliki kebanggan
itu. Kebanggaan saat ayah dengan gaji
yang masih sedikit- tapi halal-bisa membelikan kalian mainan dan makanan,
hingga kalian tertidur pulas karena kenyang dan kelelahan. Tahukah kalian, ayah masih menyimpan kenangan
indah itu. Kenangan saat ayah melihat
kalian dan mama kalian tertidur pulas bagai malaikat.
Ayah juga tidak lupa saat ayah
memukul si-sulung dengan ikat pinggang hingga memar. Bukan,..bukan karena ayah benci, tapi justru
karena cinta ayah. Karena ayah takut
terjadi apa-apa dengan si-sulung yang
bermain di sungai yang dalam dan deras, sedangkan ayah tahu persis kalau
si-sulung tidak bisa berenang sama sekali.
Ayah juga pernah memukuli
si-tengah dengan kayu hingga ia menjerit-jerit ketakutan karena kaki kirinya
bengkak. Itupun bukan karena ayah
benci. Justru karena ayah kuatir
si-tengah celaka karena bermain dengan orang dewasa yang mencari ikan dengan aliran
listrik bertegangan tinggi.
Begitu juga dengan si-bungsu yang
ayah cubit hingga pahanya biru lebam.
Juga bukan karena benci. Tapi ayah tidak ingin si-bungsu celaka karena
bermain korek api dan satu jerigen penuh bensin di tumpukan kayu kering secara
sembunyi-sembunyi.
Tanpa pernah kalian tahu, ayah
selalu menaikan permohonan aneh kepada Tuhan saat kalian sakit. Ayah memohon kiranya semua penyakit kalian di
pindahkan ke tubuh ayah. Biarlah ayah
yang sakit, jangan kalian. Karena ayah
tak sanggup melihat kalian menderita.
Anak-anaku, secara spiritual ayah
memang sudah dibebaskan. Ayah sudah
bertobat. Tapi ayah tak mungkin
menghindar dari penghukuman, karena semua kejahatan yang telah ayah lakukan. Ayah sadar sepenuhnya kalau ayah tak mungkin
menghapuskan begitu saja semua kepedihan, rasa duka, kesakitan dan penderitaan
yang banyak orang alami karena kejahatan ayah.
Sejujurnya, ayah ingin menemui
semua pihak yang telah menderita karena ayah, dan rela menerima perlakuan
apapun yang akan mereka lakukan, tapi ayah tahu itu tidak mungkin, karena ayah
telah berada dalam hukuman Negara.
Saat ini ayah baru sungguh
memahami makna kata-kata: “Apa yang kau tabur akan kau tuai”
Anak-anaku, di usia ke-75 ini
ayah telah melewati berbagai pahit getir, onak dan duri kehidupan . Ayah paham betul arti jahat, sama pahamnya
dengan makna kebaikan. Tapi sayangnya,
ayah tak dapat menebus semua kejahatan ayah, dan menggantinya dengan
kebaikan. Ayah sudah terlambat.
Dan untuk alasan inilah ayah
mencoba meninggalkan sesuatu yang ayah harap ada faedahnya buat kalian,
anak-anak ayah, dalam menapaki
kehidupan.
Anak-anakku, dalam perjalanan
hidup ini, ayah telah berjumpa dan bergul dengan begitu banyak orang, dengan
beragam karakter. Banyak yang baik, tapi
tidak sdikit yang jahat (seperti ayah).
Banyak pembohong, tapi juga banyak yang jujur. Ada yang tulus, tapi gak sedikit yang bermuka
dua. Ada yang sombong, tapi banyak yang
rendah hati.
Banyak orang yang doyan mengumbar
janji tapi gak pernah menepati, tapi gak sedikit yang suka bikin kejutan, tanpa
janji-janji. Banyak orang suka mengeluh,
tapi tetap melaksanakan apa yang dikeluhkannya dengan baik, tapi ngga sedikit
yang ngga pernah kedengaran keluhannya, tapi ngga pernah menyelesaikan tanggung
jawabnya. Banyak orang pintar sekali
bicara, tapi cuma tong kosong berbunyi nyaring, tapi ngga sedikit yang ‘bodoh’
bicara dan selalu berbuat.
Dan berkaitan dengan karakter
unik yang beragam itu, ada point penting yang perlu kalian tanamkan dalam hati:
“Berpikir positiflah pada semua orang, tapi lihatlah buahnya. Lihat apa yang diperbuatnya. Bukan apa yang
dikatakannya…”
Kalian akan menemui banyak wajah
polos tanpa dosa yang ternyata pembunuh keji, penghianat, penipu ulung, atau
musuh dalam selimut. Sebaliknya, tidak
sedikit seorang bertampang garang yang berhati malaikat. Karena dari buahnya-lah kalian akan tahu.
Ayah yakin kalau kalian tahu
bahwa hidup ini adalah pilihan. Ingatlah
pesan ayah: “Berjalanlah selalu dalam kebenaran. Pilihlah selalu yang benar..”
Karena pada prinsipnya, tidak
semua yang baik itu benar. Tapi yang
benar pasti baik.
Dunia akan selalu berubah, tapi
Kasih dan Kebenaran akan tinggal tetap.
Tak lekang di makan waktu.
Anak-anakku tercinta, tidak ada
hal yang lebih menyakitkan bagi ayah selain menerima kenyataan kalau ayah telah
mentelentarkan hidup kalian. Membiarkan
kalian hidup tanpa arahan pada kebenaran
yang diberkati. Tapi ayah berdoa dan berharap kalian baik-baik saja, hingga
membaca surat terakhir ayah ini.
Anak-anaku, surat ini ayah tulis
3 hari menjelang hukuman tembak. Tapi
ayah sudah bicara dengan sipir penjara, untuk menyampaikan surat ini kepada
kalian, bagaimanapun caranya.
Dari ayah yang sangat mencintai
kalian
Selesai
###########################################################
Tanpa pernah disadari sang ayah,
di tempat yang sama, di penjara isolasi tempatnya menulis surat terakhir, 3
sosok hantu baru selesai membaca surat tersebut. Ke-3 hantu tersebut hanya bisa menitikan air
mata.
Hantu pertama adalah si-sulung. Tewas pada usia 38 tahun akibat berondongan
senjata agen DEA di perbatasan Puerto Rico dan Mexico, saat kontak bersenjata
ketika hendak menyelundupkan Narkotik sebanyak 12 ton dengan container yang di
bungkus jerami.
Hantu kedua adalah si-tengah. Tewas pada usia 33 tahun, akibat peluru sniper
polisi Hongkong saat merampok sebuah bank, dan tengah menyandera 25 nasabah dan
staff bank. 12 orang tewas dibantai si-sulung. 5 diantaranya adalah anak-anak.
Hantu ketiga adalah si-bungsu. Tewas saat memasuki usianya yang ke-27,
akibat overdosis Heroin. Yang
bersangkutan adalah buron polisi karena di duga membunuh seorang polisi,
Pendeta dan tokoh Partai politik (atas bayaran saingannya sebesar Rp. 30 juta)
Anak-anak kerap lupa rangkaian kata dan nasehat orang tua, tapi merekam
dengan baik dalam memorinya, banyak hal
yang diperbuat orang tuanya.
Apa artinya sejuta kata indah dan tulisan inspiratif tanpa TELADAN
HIDUP
Apa artinya kau memiliki seluruh dunia, jika kau tak punya KASIH
Kepada semua orang tua yang mengasihi anak-anaknya.
Ingatlah, kalau dunia bermula dari rumah.