Wednesday, May 18, 2011

IKAN ASAP RASA NANO-NANO

Hingga detik tulisan ini di muat, ikan dkk (kepiting, udang, cumi-cumi, teripang, gurita) masih merupakan mahluk air yang paling diuber manusia. Selain merupakan makanan yang bergizi, dan ngga bikin gemuk (kecuali makan 1 ton sehari…hehehe), ikan juga punya nilai ekonomis penting. Yang artinya, punya kontribusi terhadap perekonomian. Baik keluarga, tetangga dan Negara.

Cuma masalah yang sering di hadapi ‘para pemain ikan’ adalah cepatnya proses kebusukan yang terjadi, kalau tidak segera di lakukan penanganan. Entah dibekukan, didinginkan, di goreng, rebus, asap,…yah pokoknya diolah deh.

Selain itu, ikan juga punya musim, yang hampir mirip-mirip sama musim duren, atau rambutan. Simpelnya, ada saatnya ikan melimpah, alias sekali jaring atau ciduk di laut, kapal langsung penuh. Tapi giliran mereka ngumpet, biar separoh laut diubek-ubek, udah mujur kalo bisa nangkep 10 ton dalam 3 hari. Biasanya, dalam 1 tahun, ada sekitar 4- 5 bulan masa paceklik ikan (lain kali aja ya kita bahas yang beginian..).

Tapi giliran mereka ngumpul, wah,…ikan udah ngga ngenal batas suku sama kepangkatan deh. Pokoknya ikan China, Jepang, Amerika, Indonesia, Thailand sama Kamboja, semua ngegerombol. Melimpah…pah…pah. Malahan saking banyaknya, pengusaha tangkap ikan di Bitung pernah puyeng mikirin mau di jual ke mana hasil tangkapannya. Lah wong pabrik-pabrik pengolah yang ada di Bitung semua udah angkat tangan. Nyerah, lantaran tinggal kantor sama mobil Hammer-nya bos aja yang belum ke isi ikan. Semua bak, bin, cold storage, Blast, semua luber.

Nah, untuk sedikit mensiasati fenomena begitu, saya punya solusi kecil nich….

“Ikan Asap Rasa Nano-nano”

dada cakalang yg masih fresh


Wah, ini ikan atau permen…? Yah ikan dong. Tapi rasanya bisa di setting sesuai selera.  Misalnya, asam, asin, manis, dan pedas. Tuh kan, kayaq Nano-nano

Trus, gimana bikinnya…?



Bahan baku:

Jenis Ikan sebaiknya ikan pelagis, seperti cakalang, tongkol, malalugis atau tuna.  Disarankan yang berukuran 500 gr up (supaya dagingnya banyak).
Setelah begini, lebih mudah utk diiris


Bumbu:
Garam dapur, cabai, jeruk nipis, dan gula pasir

Alat:
pisau yang tajam
Alat pengasapan sederhana

Cara pengolahan:

1. Siapkan ramuan bumbu yang ingin di tonjolkan, mis. Rasa Asam yang agak asin.

Berarti harus siapkan 1 kg jeruk, dan 250 gr garam dapur. Lalu jeruk di peras, masukan dalam 1 liter air. Campurkan juga garamnya.

2.  Dinginkan campuran jeruk + garam dan air tersebut. Eh, cara pendinginannya jangan dengan memasukan es batu loh. Ntar konsentari jeruk sama garamnya turun karena ketambahan air es. Cara yang paling gampang, masukin kulkas aja. Tapi kalo ngga punya kulkas, ambil wadah yang lebih besar dari wadah tempat campuran jeruk + garam dan air tersebut. Lalu, masukan ke wadah yg lebih besar. Terus, masukin air sama es di wadah yg besar. Yg penting jangan sampe menenggelamkan wadah yg kecil.  Bingung…? Hehehe….liat gambar deh…
perendaman produk 'dada cakalang'



Oh ya,…dinginkan sampe suhunya sekitar 0°C - 5°C udah boleh koq. Mau tau kenapa…? Selain penetrasi bumbunya ke daging optimal, juga untuk mempertahankan mutu produknya saat perendaman.





 3.  Iris daging ikan sesuai selera. Tapi disaranin: jangan terlalu tipis, dan jangan ketebelan. Yang sedang-sedang saja. Kenapa…? Kalau ketipisan, yah dagingnya Cuma dikit. Kurang afdol. Tapi kalo ketebelan, bisa susah mrediksi kemasakannya. Tapi terserah deh….

Oh ya, kalo produk yang saya buat, bahan bakunya ‘dada cakalang’ (liat gambar)
irisan dada cakalang

 4. Setelah selesai diiris, cuci dengan air bersih, lalu masukan dalam campuran bumbu yang sudah didinginkan. Rendam selama 30 – 60 menit.

5.  Diasapi.
Kalau pada gambar, saya menggunakan tempat pengasapan yang memang sudah paten. Tapi anda bisa mensiasatinya dengan menumpuk bata-bata setinggi ± 60 cm yang membentuk persegi panjang, dengan mengosongkan bagian tengahnya sbg tempat kayu bakar.
Tungku asap simple


Tapi kalau anda suka lebih serius, yah bikin beton aja seukuran 1 m x 1 m x 1,5 m. selain lebih higienis, panas dan asap yang di hasilkan dari pembakaran kayu juga ngga banyak terbuang.





Suhu                      : 80°C - 120°C (ukurnya pake thermometer batang aja supaya murah, yg
                                diletakan di dekat produk. Jangan dekat api….hehehe)

Lama asap           : maksimum 50 menit. Setelah 20 menit, produk di balik. Perhatikan tingkat
                              kemasakan. Kalo belum masak, tambah 5 menit   

Bahan Bakar       : kayu apa saja, yg penting keras dan kering. Tapi jangan : a)tempurung kelapa.
                            Perubahan suhu yg di timbulkan ekstrim. b)kayu yg bagian tengahnya terdapat
                            semacam ‘spons/gabus’

penataan pada wadah. Siap diasap
karena produk ini merupakan produk olahan  ‘asap’, sebaiknya tunggu hingga proses pembakaran sempurna terjadi, dimana kayu tinggal berupa bara dan lidah-lidah api kecil, baru letakan produk yg telah di atur pada wadah berupa para-para, atau jaring-jaring kawat (lihat gambar).  Untuk mengantisipasi perubahan suhu yang terlalu ekstrim, sebaiknya persiapkan potongan-potongan kayu seukuran botol air mineral aqua (husss,..bukan iklan loh..) untuk di tambahkan saat bara api mulai habis (ah,…ntar juga tau sendiri caranya…). Tunggulah hingga produk masak. Dan jadilah: ikan asap Nano-nano
Proses pengasapan

Catatan tambahan:

Kalau punya alat vakum, baiknya di vakum, trus bekuin di freezer kulkas. Tapi kalau ngga ada alat vacuum, cukup kemas di plastic, lalu seal, bekuin deh. Bisa di makan 3-4 bulan ke depan koq. Met mencoba.



Uuupps,..lupa. kalo mau bikin rasa Pedes, asam, asin dan manis, gini nich komposisinya (Pedes menonjol):

Garam dapur     : 250       gr 
Jeruk nipis         : 500       gr             
Cabai merah      : 1000    gr (ditumbuk ato di blender loh…jangan di kunyah…)
Gula pasir          : 150      gr   


“Mari kita bersatu menolak perang dan kekerasan di muka bumi”

Bicara soal kebaikan, tak ada teriakan yang bisa mengalahkan perbuatan.

Get to know what is cancer

All over the world, cancer is known to be as one of the most deadly disease ever to have affected the human race. Most of the medical researchers all over the world, consider cancer to be a “metabolic disease”. Metabolic diseases are those diseases, which are known to affect the metabolism rate of the human body. As already said, we know that cancer has been concluded as to be a “metabolic disease” and that conclusion has been drawn from the fact that, cancer as a disease affects the human cells in the body.
Cells are microscopic living units in the body, which together form all living organs in the body. At any given time or state, the human body is made up of a billion cells, which together constitute the human organs. Cancer as a disease is considered to be a very deadly disease, just because of the fact that the disease affects the human cells. In cancer, abnormal and unusual cells crop up in the human body and they grow and spread in the human body at an alarming and fast rate.
The abnormal cells grow and star spreading at a very fast rate. Usually, the normal cells divide and grow up to a certain level and then they die after a little time, unlike the unusual cells which do not follow the normal rate of growth and division. The cancer cells keep on dividing and continue growing on unlike the usual cells. The cancer cells unlike the usual cells do not die and start getting clumped together, which in turn forms a tumor.

Tuesday, May 3, 2011

MEMOTIVASI DENGAN MENGGARUK KEMALUAN

(khusus yang merasa dewasa)

Jangan ngeres dulu deh sebelum membaca lebih lanjut

Dalam persepsi saya, mobilitas kerja dunia swasta lebih tinggi ketimbang institusi pemerintah. Hal ini dimungkinkan oleh capaian target sebagai pemicunya. Kalau capaian target swasta selalu money oriented. Tapi tidak demikian dengan institusi plat merah
Kenyataan itupula yang melatar belakangi perbedaan para pimpinannya dalam memotivasi bawahan (menurut saya loh). Dimana anda berdiri, tergantung di mana anda duduk. Begitu kata Stephen Covey

Berkecimpung dibursa kerja swasta selama hampir 15 tahun, saya melewati beberapa kali masa kepemimpinan.

Dari berbagai corak/style yang full colour, saya lebih banyak tertarik pada cara pimpinan memotivasi. Bagaimana mereka membangkitkan energy bawahannya guna memutar roda usaha. Efisiensi dan efektivitas, hingga mengerucut pada optimalisasi produktifitas.

Biasanya, warna pimpinan dalam memotivasi, banyak dipengaruhi oleh mentor favoritnya, plus pengalaman pribadi.

Ada beberapa metode motivasi yang saya amati

Metode Studi banding

Satu cara yang membanding-bandingkan cara kerja dan system yang ditempuh organisasinya, dengan pihak lain.

“Di perusahaan A, bisa menghasilkan 30 ton sehari dengan jumlah pekerja sekian. Tapi di sini hanya…”

“Perusahaan C juga menggunakan peralatan yang sama dengan kita, tapi kualitas mereka lebih baik dari kita.”

Biasanya, metode ini memberikan dampak yang beragam terhadap bawahan. Ada yang termotivasi, namun tak sedikit yang merasa terintimidasi. Tergantung pada cara penerimaan.

Metode edukasi berbasis fakta ilmiah dan empiris

Cara ini banyak di pakai pimpinan yang telah banyak makan asam garam dunia usaha, gemar membaca dan mengikuti trend yang berkembang.

“Kita harus lebih meningkatkan jumlah produksi. Ini kesempatan. Data menunjukan kalau ruaya ikan tertentu akan memasuki perairan kita. Dan karena pengaruh ketidak stabilan alam di Negara pembeli, hingga ketersediaan bahan baku di daerah mereka berkurang drastis. Ini berdampak pada meningkatnya permintaan mereka”


Metode ‘menggaruk kemaluan’

Hehehe…..ini istilah saya loh. Cara yang tanpa sadar (tapi bukan pingsan loh…) begitu digemari banyak  pimpinan saat memotivasi bawahannya. Yakni dengan membangunkan kemaluan,..uppps,..maaf,..maksudnya membangun ‘roh rasa malu’ yang bersemayam dalam hati.

“Bagaimana perusahaan kita bisa maju pesat kalau supervisornya lebih banyak ngerumpi dan baca Koran. Masa sih perusahaan mbayar gaji orang ngerumpi dan baca Koran sampe 4,5 juta….!”

“Wah, saya kira tadinya semua supervisor pada cuti. Soalnya sebagian besar ngga ada di lokasi tuh. Ato jam istirahat supervisor yang udah dirubah tanpa sepngetahuan saya nich…?”

Walau terkesan kurang tegas dan penuh basa-basi, tapi cara ini kerap berhasil. Karena banyak orang udah bosen dibentak-bentak dengan mata melotot dan gebrakan meja. Cukup di garuk saja kemaluannya,..uppss, salah lagi. Maksudnya di bangunkan perasaan malunya. Kan umumnya, pimpinan tingkat menengah punya kepekaan dan sensitifitas yang lebih tinggi, atau konyolnya: kemaluan mereka lebih mudah di bangunkan…..hehehe….

Kalau udah dipermalukan masih ngga ‘ngeh’ juga, berarti ada 2 kemungkinan: 1) bolot 2) urat malunya udah putus. Simple koq. Turunin aja kepangkatannya.

Metode kolaborasi

Namanya juga kolaborasi, tentunya adopsi dari ke-3 metode di atas.

Kalo anda, pilih yang mana……? Hehehe,…..ketahuan,…doyan ‘menggaruk kemaluan’ ya…?




MARILAH KITA BERSATU MENOLAK PERANG DAN KEKERASAN DI SELURUH DUNIA