![]() |
The Best Dried Smoke Fish Factory In Indonesia |
Pasti udah ada yang bosen setiap mbaca tulisan saya tentang ikan kayu. Tapi kali ini tunggu dulu,…coba terusin mbaca sedikit deh. Siapa tahu ada yang sesuatu yang menarik (kalo pebisnis ikan, pasti ini menarik…hehehe….) karena di tulisan ini saya akan ‘membedah’ agak ke dalam tentang ikan kayu. Mulai dari pabrik, organisasi, cara pengolahan, hingga profit.
Oh ya, karena saya ngga terlalu doyan sama yang namanya monotonisme, jadi, saya nulis dengan cara saya. Cara yang sedikit slebor. Monggo……
Ikan kayu merupakan salah satu produk hasil pengolahan ikan yang berasal dari Negara Jepang, yang telah berumur lebih dari 200 tahun. Berwarna hitam kecoklatan, dan keras seperti kayu (bisa mbikin benjol loh kalo di lempar ke kepala…hehehe…!)
selain produk ini kurang familiar buat lidah banyak orang Indonesia, harganya juga cukup mahal. Tapi bukan karena Indonesia ngga mampu beli, Cuma perspective kita aja yang lebih milih beli ikan segar, atau ikan olahan lain ala Indonesia. Makanya produk ini tidak dipasarkan lokal, namun di lego ke luar Negri, seperti Jepang, Korea dan China.
PT. Celebes Minapratama
Merupakan 1 dari 5 pabrik yang mengolah ikan kayu di Sulawesi Utara. Tepatnya di Kelurahan Wangurer Timur, Lingkungan 1. Kota Bitung, Sulawesi Utara.
Berdiri tahun 2001, dengan owner Bpk Albert Ody Worang. Pria asal Minahasa Utara, yang masih terhitung cucu dari salah satu pejuang Nasional asal Sulawesi Utara, Alm. H.V Worang (kakak dari orangtua Bpk Albert Ody ).
PT. Celebes MP berkapasitas 20 ton, dengan jumlah karyawan mencapai 125 orang.
Volume eksport rata-rata tiap bulannya 72 ton
Karena strategi bisnis yang jitu, pada tahun 2009, Owner menjual seluruh asset PT. CMP pada salah satu Mitra-nya, yakni Marukhei Kathuobushi Inc. yang berpusat di Jepang, dengan ‘menyisakan’ kepemilikan saham sebesar 20% bagi Bpk Albert Worang.
Uniknya, owner menjual seluruh asset, justru pada saat PT.CMP tengah mengalami laba terbesar selama 8 tahun geliat usahanya.
Struktur Organisasi
Dengan peralihan ini, managemen pun mengalami perubahan ‘ala Jepang,’ hingga struktur organisasi berubah sebagai berikut.
Bukan basa basi, PT.CMP merupakan pabrik pengolahan ikan kayu yang pertama di Indonesia yang mengantongi piagam HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Bahkan,…sssttt,…mudah-mudahan ngga ada yang tersinggung. Format Dokumen dan Manual HACCP PT.CMP konon dijadikan ciplakan (hampir 95%) beberapa pabrik ikan kayu lain.
Setahun sebelum kepemilikannya dialihkan pada Pengusaha Jepang, PT.CMP sempat dianugerahkan Presiden R.I, sebuah piagam Penghargaan yang namanya Primaniyarta (sayangnya, orang yg berandil besar memperoleh penghargaan ini sudah keluar. Namanya Mr. Servie Kilis, ex Ka. Bag Personalia), yakni penghargaan sebagai Perusahaan Peng-eksport terbaik se-Indonesia Timur. Dan lagi-lagi, merupakan piagam penghargaan yang belum pernah digenggam pabrik ikan kayu lain di Indonesia.
Tokoh kunci kesuksesan PT.CMP ?
Mr. Worang (berkacamata) & Mr. Kilapong |
Konon, ada sebuah aturan tidak tertulis yang kerap dijadikan acuan para buyer ikan kayu Jepang dalam industry jual beli produk tersebut: Jaminan nama tenaga ahli. Di Indonesia, nama Kornelius Kilapong adalah satu dari ‘hanya’ beberapa tenaga ahli yang selalu direkomendasikan jika ingin memasarkan produk ikan kayu. Selain ‘jam terbang’ yang telah lebih dari 20 tahun, Mr. Kor, begitu panggilannya, juga telah paham benar budaya dan keinginan konsumen di Jepang.
Team Pendukung
Ngga mungkin kan kalo tokoh kunci bisa bergerak sendirian (kunci aja ngga bisa dipake kalo ngga ada pintu,….hehehe…). Jadi harus ada tim yang bisa mengejahwahtahkan instruksi atau petunjuk dari struktur di atasnya. Nah, nidia jawara-jawaranya
Supervisor dan asisten Produksi
![]() |
Supervisor & Asisten |
Ibarat pepatah, ‘gak ada gading yang terbuat dari kerupuk,…ups,..ngerti maksudnya kan..?’ begitu juga sama kelompok manusia yang kami sebut sebagai Supervisor dan asisten. Kalo mau di cari kelemahannya, pasti banyak. Tapi yah ngga bisa dong Cuma ngeker kekurangannya aja. Karena without them, mungkin aja PT.CMP jadi pabrik tusuk gigi….hehehe…
Staff kantor
![]() |
Ini lagi nyantai & abis makan |
Ini juga element terpenting dari nafas CMP. Emank sih kebanyakan wanita. Tapi mereka juga serba bisa deh (kecuali naek pohon kelapa loh…hushhh,…). Bisa nulis, ngetik, motong ikan juga, motong kuku, ngutex,…loh…loh,..maksudnya nimbang ikan, masak, apalagi makan…hahaha….(emank siapa sih yang ngga doyan makan..?). Mau tau ngga,….? Wanita-wanita caem itu dikomandani justru sama pria super janggo and jantan tentunya. Namanya Mr. Weny Hosang. Sang Manager Keuangan. Jagonya soal pajak tuh. (sayang fotonya lagi kosong,..soalnya doski males di foto sih. Males nyuci. Alergi sama rinso katanya…hehehe)
Hubungan Dengan Masyarakat
Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat , PT.CMP sering melakukan kegiatan sosial bagi masyarakat sekitar. Entah dengan pembagian Natura, sumbangan bagi sekolah, kelurahan, Gereja, Mesjid, serta memprioritaskan warga di sekitar, untuk bekerja sebagai karyawan. Malahan, sebelum penggunaan air tanah di kenakan retribusi, PT.CMP merelakan masyarakat sekitar untuk menggunakan air secara gratis.
Keperdulian Terhadap Dunia Pendidikan
Memang sih PT.CMP tidak membiayai gratis karyawannya untuk studi Master (S2) atau Doktor (S3), tapi memberikan keleluasaan yang hampir seluas-luasnya pada sekolah-sekolah yang hendak belajar. Mulai dari SD hingga Perguruan Tinggi. Setiap tahunnya, pasti ada sekolah yang melakukan PKL (Praktek Kerja Lapangan). Bukan hanya itu, PT. CMP-pun memberikan kesempatan pada karyawannya yang hendak menuntut pendidikan yang lebih tinggi, dengan menyesuaikan antara jam sekolah/kursus dan jam kerja.
Tujuan pasar
Jepang, Korea, China, Rusia dan sedang penjajakan untuk nembus Eropa
Deskripsi Pengolahan Ikan Kayu
- . Pemilihan bahan baku.
Merupakan salah satu langkah terpenting, karena pemilihan bahan baku sangat berpengaruh pada produk yang di hasilkan. Adapun ikan-ikan yang umum digunakan adalah:
a. Cakalang (Katsuwonus pelamis). Berukuran
150 gr – 4.000 gr
b.Tongkol (Auxis Sp). ukuran 75 gr – 1.000 gr
c. Tuna (Thunus albacore). Berukuran 150 gr – 2.500 gr
d. Lemuru (Sardinella sp). Berukuran panjang 2 cm Up
e. Layang (Decapterus rusellii). Berukuran 100 gr Up
2. Pemotongan
Proses ini selain bertujuan membentuk spesifikasi produk yg sesuai keinginan buyer, juga guna mempermudah tahapan proses selanjutnya.
3 Perebusan. Merupakan tahapan proses yang bertujuan mengurangi
kadar air pada produk, membuat kompak jaringan daging ikan, serta
mempermudah tahapan proses selanjutnya.
![]() |
ikan habis rebus |
4. Cabut tulang. Bertujuan untuk mengeluarkan sebagian besar tulang
yang terdapat pada produk, serta membentuk spesifikasi produk sesuai
permintaan pembeli.
5. Pengasapan. Merupakan tahapan akhir dari rangkaian pengolahan, di
mana produk akhir yang dihasilkan akan menjadi keras bagaikan kayu,
berwarna hitam kecoklatan, dengan kadar air antara 15% - 20%.
6. Grading. Merupakan tahap pemisahan produk akhir berdasarkan mutu,
jenis dan ukuran.
7. Metal detecting. Merupakan proses untuk mendeteksi benda-benda
yang mengandung logam, yang mungkin ‘terikut’ bersama produk.
8. Weighing . Adalah proses penimbangan produk sebelum di kemas
9. Packing. Merupakan proses pengemasan produk akhir.
10. Store. Adalah aktifitas penyimpanan produk dalam ruangan pendingin
(Cold storage)
11. Export.
KH (Katsuo Arahonbushi = Cakalang dibelah 4),
KK (Katsuo Arakamebushi = Cakalang belah 2),
SW (Sodawari bushi = Tongkol kecil/sedang dibelah 2),
SK (Soda Arakamebushi = Tongkol besar belah 2),
SM (Sodabushi maru = Tongkol utuh),
IB =(Iwashi bushi = Lemuru utuh),
Profit
Nah, mungkin ini yang ditunggu pebisnis yang duitnya banyak, dan bingung mau mengembangkan sayap ke mana (hahaha,….emanknya burung..?)
Ini mah rahasia atuh….Tapi saya kasih sedikit ‘bocorannya’ nih.
Untuk menghasilkan 1 kg ikan kayu kering (kadar airnya antara 18% - 22%), dibutuhkan 5,7 kg ikan mentah. Atau yield (tau kan artinya…?): 18% - 20%.
Contoh nih: harga 1 kg ikan cakalang mentah Rp.10.000. berarti utk mendapatkan 1 kg, biaya bahan bakunya Rp. 57.000. Kalo hebat dalam soal nego, mungkin bisa njual dengan harga ¥700/kg. Anggap aja ¥1 = Rp.105. Berarti: 1 kg bisa dapet Rp. 73.500.
(cat: ssss…ttt itu ngga termasuk keuntungan dari FISHMEAL yg dihasilkan loh…..)
Biaya …? Ah, dimana2 biaya Tenaga kerja ngga pernah lebih dari 10% total biaya kan?
Lain-lain..? ah, kan situ yang lebih jago ngitung. Masa mau tau semua sih…?
Hanakatsuo
Sebelum diambil alih Jepang, PT.CMP menjual produk dalam bentuk ‘gelondongan’…(tapi bukan kaya kayu besi ato cempaka yang lonjong dan setengah bulat) Maksudnya gelondongan di sini adalah bentuk Dried Smoke fish. Yang bentuk ikannya masih tampak. Nanti, di Negara Buyer, ikan kayu ini akan diolah lanjut, hingga katanya, bisa di hasilkan ± 100 jenis bahan makanan. Hanakatsuo adalah salah satunya.
Setelah Managemen dipegang Jepang, produksi Hanakatsuo diolah sendiri sendiri di PT.CMP (liat gambar deh…)
Udah ya, udah pegel ngetik.
Nih alamat PT.CELEBES MINAPRATAMA
Kelurahan Wangurer Timur Lingkungan 1. Bitung, Sulawesi Utara
Telp. (0438)31224, 31822
e-mail: celebesmina@yahoo.co.id
kontak person:
Albert Ody Worang. 0811432140
Kornelius Kilapong. 081356074411
(kalo ada yg mau nanya siapa saya, tolong tanya sama kontak person ya….hehehe..)
Pesan Kemanusiaan: "HENTIKAN PERANG DAN KEKERASAN DI SELURUH DUNIA"